Psikologi Islam, Pseudo Ilmiah?
Abstract
Sebagai agama, Islam tidak saja menawarkan sistem kepercayaan, peribadatan, dan etika, tetapi lebih jauh, Islam telah mencakup seluruh kebudayaan dan peradaban. Termasuk di dalamnya yaitu kebudayaan dan peradaban ilmiah. Dalam rentang sejarah kebudayaan dan peradaban, wacana Islam tidak pernah sunyi dari pembahasan psikologi, mulai dari prinsip-prinsip dasar, konsep- konsep fisiologis, sampai pada teknik operasionalnya. Metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam ditempuh melalui dua cara yaitu metode pragmatis dan metode idealistik. Tulisan ini menjabarkan pemetaan metode dan pendekatan psikologi Islam serta metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam. Hasil yang diperoleh yaitu psikologi Islam bukan lagi bertaraf pseudo ilmiah tetapi telah melampaui batas-batas ilmiah. Objektivitas suatu ilmu hanyalah persoalan kesepakatan, yang kriterianya bukan hanya kuantitatif tetapi juga kualitatif. Psikologi kontemporer telah mendapatkan kesepakatan dari kalangannya sendiri. Demikian juga psikologi Islam telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan kaum Muslim.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bastaman, H. D. (1995). Integrasi psikologi dengan Islam: Menuju psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hoodbhoy, P. (1997). Islam dan sains: Pertarungan menegakkan rasionalitas. Bandung: Pustaka.
Mujib, A., & Mudzakir, J. (2001). Nuansa-nuansa psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nashori, F. (1994). Membangun paradigma psikologi Islam. Yogyakarta: Sipress.
Walgito, B. (1990). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v4i2.4637
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |