Pendekatan Multikultural menuju Pemahaman Agama yang Plural
Abstract
We have the expectation of the birth of change which makes our life blissful. Among the educators and the intellects, a new awareness is now there for growing and developing the open-mindedness (inclusive) on religion comprehension. The birth of intellectual thinking of transformative Islam, liberal, inclusive, contextual, and many other terms whatsoever are the new era for desecration of the thought of Islam (alla taqsidiyyah). Moreover, the contemporary liberal-inclusive thoughts such as Hassan Hanafi, Arkoun, al Jabiri, al Naim, and so forth were already introduced to the young intellects generation in Indonesia. This article discusses about the absolute claims of some religions and also multicultural approach to create the harmony life among people with different religions.
Kita masih memiliki harapan akan lahirnya perubahan yang menggembirakan. Di kalangan akademisi dan intelektual kita, kini telah muncul ‘kesadaran baru’ bagi tumbuh dan berkembangnya pemikiran terbuka (inklusif) dalam pemahaman agama. Munculnya pemikiran intelektual Islam transformative, liberal, inklusif, kontekstual, dan apapun istilahnya merupakan era baru bagi desakralisasi pemikran Islam (alla taqdisiyyah). Apalagi kemudian pemikiran-pemikiran kontemporer liberal-inklusif seperti Hassan Hanafi, Arkoun, al Jabiri, al Naim, dan seterusnya telah disosialisasikan oleh generasi intelektual muda di Indonesia. Artikel ini membahas klai-klaim absolut dari beberapa agama dan juga pendekatan multicultural untuk menciptakan kehidupan harmonis di kalangan umat beragama.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman, Muslim (2003).Kajian Islam dalam Perubahan Sosial, makalah disampaikan dalam forum diskusi rutin dosen-dosen STAIN Malang,
Abdurrahman, Muslim (1994) “Keberagcimaan di Dalam Alam Pembangunan”, dalam Dialog ‘'Bebas’’ Konflik, Bandung, Pustaka Hidayah.
Andito ed. (1998). Atas Nama Agama: Wacana Dialog Bebas Konflik.' Bandung, Pustaka
Coward, Harold (1989). Pluralisme dan Tantangan Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Dean, Thomas, ed. (1985). Religious Pluralism and Truth Essays on Cross- Cultural Philosophy of Religion. State University of New York.
Depag RI (1995), Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta Depag RI.
Fay, Brian (1996). Contemporary Philosophy of Social Science. Oxford: Blackwell Publisher.
Hick, John (1985). Problem of Religious Pluralism. London: The Macmillan Press.
Jurnal GERBANG, Oktober-Januari, 2002-2003.
Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Perta, 2002.
Kung, Hans (1998). “Sebuah Model Dialog Kristen-lslam” dalam jurnal Pciramadina, Vol 1 No. 1 Desember. Jakarta: Paramadina.
Lyden, John, ed. (1995). Enduring Issues in Religion, San Diego: Greenhaven Press.
Madjid, Nurcholish (1995)..Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, Jakarta, Paramadina.
Majid, Nurcholish (1998: 161-162).
Notingham, Elizabeth K. (1985). Agama dan Masyarakat. Terjemahan A. Muis Naharong, Jakarta: Rajawali Press.
Puspito, OC. Hendro (1984). Sosiologi Agama, Yogyakarta, Kanisius.
Schuon, Frithjof (1984). The transcendent Unity of Religions. Wheston, Illinois: The Theosophical Publishing House.
Shihab, Quraish (1992). Membumikan al-Qur’an, Bandung: Mizan.
Soroush, Abdul Karim (2003). Menggugat Otoritas dan Tradisi Agama, terjemahan Abdullah Ali, Bandung: Mizan.
Stark, Rodey (2003) One True God: Resiko Sejarah Bertuhan Satu, terjemahan M. Sadat Ismail, Yogyakarta: Qalam.
Sumarthana, T.H, “Menuju Dialog Antar Iman”, Pengantar dalam Dialog : Kritik dan Identitas Agama, Yogyakarta, Dian/Interfedei, 1995, Seri Dian I/Tahun I.
Sunardi. (2000). Dialog. “Cara Baru Beragama, ” dalam Dialog: Kritik dan Identitas.
Tracy, David (1987). Plurality and Ambiguity, Hermeneutic, Religion, Hope. University of Chicago Press.
Zakiyuddin (2002). Ambivelensi Agama, Konflik dan Nirkekerasan. Yogyakarta: Lesfi.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v7i2.4656
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |