Budaya Tawur di Indonesia
Abstract
“Tawur” (quarrel) is very popular recently. Its popularity is getting more and more in line with its publication in some mass media as newspapers, magazines, televisions, and internet. Many groups of society such as Junior and Senior High School students, university students, lecturers, private or government officials, football supporters, and others have done it. They do it in many places like schools, streets, markets, offices, football stadium, etc. In general, it could be classified into two types; physical and spiritual tawur. The physical type is usually done by breaking, burning, torturing, and even killing, while the latter is usually a kind of killing of individual characteristic. So, both have caused many disadvantages either for the Indonesian society or government. Therefore, we must omit tawur that has become part of our culture. Then, we can change it with a culture that is constructive and beneficial in all aspects of Indonesian life.
“Tawur” sangat populer akhir-akhir ini. Kepopulerannya semakin menjadi seiring dengan publikasi di beberapa media seperti koran, majalah, televisi, dan internet. Banyak komunitas masyarakat seperti siswa SMP atau SMP, mahasiswa universitas, dosen, dan karyawan swasta maupun negeri, suporter sepak bola, dan lainnya telah melakukannya. Mereka melakukannya di beberapa tempat seperti sekolah, jalanan, pasar, kantor swasta atau pemerintahan, stadion, dan lain sebagainya. Pada umumnya, dtawuran dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, “tawur” secara fisik dan spiritual. Tawur secara fisik dilakukan dengan merusak, membakar, menyiksa atau bahkan membunuh. Sementara tawur spiritual ialah mengisolasi diri. Selanjutnya, tawur dapat berakhir dengan pembunuhan karakter individu. Jadi, keduanya dapat menyebabkan ketidakberuntungan baik itu bagi masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Karenanya, kita harus menghindari Tawur yang telah menjadi bagian dari budaya kita. Lalu, kita bisa mengubahnya dengan budaya yang konstruktif dan bermanfaat di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lynn, Wilcox. 2001. Personality Psychotherapy. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sudikin, dkk. 2003. Pengantar Ilmu Budaya. Surabaya: Insan Cendekia.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jawa Pos, Edisi 15 November 2006
Jawa Pos, Edisi 2 Januari 2007
Jawa Pos, Edisi 21 September 2006
Jawa Pos, Edisi 22 November 2006
Jawa Pos, Edisi 29 November 2006
Jawa Pos, Edisi 29 November 2006
Jawa Pos, Edisi 29 November 2006
Jawa Pos, Edisi 4 September 2006
Jawa Pos, Edisi 21 Februari 2007
Metro TV, Desember 2006
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v9i1.4664
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |