Islam: antara Idealita dan Realita
Abstract
Diskursus aktual seputar agama yang hanya berhenti dalam dataran wacana (idealita) dan agama sebagai sebuah keharusan untuk diaplikasikan (realita), telah mensejarah di tengah-tengah pluralitas agama-agama sejak dahulu hingga kini. Lebih jauh, muncul beberapa karya yang telah mewarnai corak pemikiran para ilmuwan belakangan ini, belum lagi tumbuh suburnya khasanah pemikiran umat Islam yang silih berganti. Hal ini merupakan salah satu akibat perdebatan serius mengenai Islam pada tataran antara indealita dan realita. Diskursus ini nampaknya tidak saja merupakan perhelatan akbar di bidang keilmuan yang lewat begitu saja, namun ia sangat memberikan arti bagi pemeluk agama untuk selanjutnya dijadikan sebagai pertimbangan dalam memposisikan sikap keberagaman mereka masing-masing. Perkembangan agama semuanya akan sangat bergantung pada daya tangkap intelektual penghayatan keagamaan para pemeluknya. Jika penghayatan keagamaan itu dikemas dan diartikulasikan secara eksklusif, maka agama yang tampak akan berwajah yang seram dan menakutkan. Cara inilah yang populer disebut sebagai fundamentalisme agama.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, A. E. (1993). Islam dan pembebasan. Yogyakarta: LKiS.
Ali, F., & Effendi, B. (1990). Merambah jalan baru Islam. Bandung: Mizan.
Hakim, M. L. (1992). Deklarasi Islam tentang HAM. Bandung: Zaman Baru Mulia.
LPES. (1985). Agama dan tantangan zaman. Jakarta: Anggota IKAPI.
Malik, D. D., et al. (1998). Zaman baru Islam. Bandung: Mizan.
Muthahari, M. (1996). Islam dan tantangan zaman. Bandung: Pustaka Hidayah.
Rahman, F. (1984). Islam. Bandung: Pustaka; Surabaya: Risalah Gusti.
Wahid, A., et al. (1993). Dialog pemikiran Islam & realitas empirik. Yogyakarta: LKPSM NU DIY.
Wahid, A., et al. (n.d.). Agama, demokrasi, dan transformasi sosial. Yogyakarta: LKPSM.
Woodward, M. R. (1993). Jalan baru Islam. Yogyakarta
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v1i3.4693
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |
