Sekar Macapat Pocung: Study of Religious Values Based on The Local Wisdom of Javanese Culture

Kundharu Saddhono, Dewi Pramestuti

Abstract


Javanese culture is a system of ideas which directs Javanese people’s attitude and behaviors. It contains local wisdom that has a great influence on their daily life. The research method employed in this study is descriptive qualitative by implementing content analysis approach. The data studied are the scripts of Sekar Macapat Pocung. Local wisdom has a highly philosopical meaning which enhances the tenacity of nations. Tembang Macapat is considered as a form of local wisdom in Javanese culture. Sekar Macapat Pocung is the eleventh popular meters of recited Javanese poem. Through the recited Javanese poem, Islamic religious values and noble values are delivered meaningfully. It becomes precept and inseparable part of Javanese people in leading religious and national life.


Budaya Jawa merupakan suatu sistem yang menjadi pedoman bagi masyarakat Jawa dalam berperilaku dan bersikap. Di dalam budaya Jawa terdapat kearifan lokal sebagai pendorong yang kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Data yang dikaji adalah naskah Sekar Macapat Pocung. Kearifan lokal budaya Jawa mengandung makna filosofis yang meningkatkan ketahanan nasional sebuah bangsa. Tembang Macapat termasuk wujud kearifan lokal budaya Jawa. Sekar Macapat Pocung adalah metrum kesebelas yang dikenal sebagai produk budaya berbentuk puisi Jawa kuno yang dilagukan. Melalui syair dalam tembang, nilai-nilai religus Islam dan pitutur bijak disampaikan penuh makna. Nilai-nilai religus Islam dan pitutur bijak dalam Sekar Macapat Pocung menjadi pegangan dan bagian hidup yang tak terpisahkan dari masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan beragama dan berbangsa.

Keywords


Local wisdom; Religious values

Full Text:

PDF

References


Abu Dawud, S. b. al-Asyats. (2009). Sunan Abu Dawud (1430 H). Beirut: Dar ar-Risalah al-Alamiyah.

Ahimsa-Putra, H. S. (2007). Ilmuwan budaya dan revitalisasi kearifan lokal: Tantangan teoretis dan metodologis. Scientific Speech for the 62nd Anniversary of the Faculty of Cultural Sciences UGM. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ahmad b. M. b. Hanbal. (2001). Al-Musnad (1421 H). Beirut: Muasasah ar-Risalah.

Aromandani, A. (2014). Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS melalui kajian tembang macapat. Jurnal Pendidikan Humaniora, 2(3), 205–210. https://doi.org/10.17977/jph.v2i3.4461

Arps, B. (1992). Tembang in two traditions: Performance and interpretations of Javanese literature. London: University of London.

Al-Bukhari, M. b. I. (2001). Al-Jami‘ al-Musnad ash-Shahih (1422 H). Beirut: Dar Thauq an-Najah.

Ediyono, S. (2015). Filsafat ilmu. Yogyakarta: Kaliwangi.

Effendy, M. H. (2015). Local wisdom dalam tembang macapat Madura. OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra, 5(1), 55–72. https://doi.org/10.19105/ojbs.v9i1.580

Fernandez, I. Y. (2008). Kategori dan ekspresi linguistik dalam bahasa Jawa sebagai cermin kearifan lokal penuturnya: Kajian etnolinguistik pada masyarakat petani dan nelayan. Kajian Linguistik dan Sastra, 20(2), 166–177.

Guritno, P. (1995). Pangothak-athik ngengingi urutan lan werdining sekar-sekar macapat. Surabaya: Panjebar Semangat.

Mardimin, Y. (1991). Sekitar tembang macapat. Semarang: Satya Wacana.

Mulyono. (2007). Kajian nilai pendidikan Islam dalam teks tembang macapat (Studi nilai pendidikan Islam berbasis budaya). El-Harakah, 9(2), 117–133.

Muslim b. al-Ḥajjāj. (n.d.). Al-Musnad ash-Shahih al-Mukhtashar. Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi.

Navitasari, A. (2013). Penguatan karakter bangsa melalui pembinaan budaya macapat (Studi di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta). Educitizen, 1(1), 25–34.

Pelajaran Sekolah Online. (2016). Pendidikan agama Islam: Tata cara mengkafani jenazah menurut ajaran syariat Islam. Retrieved from http://www.pelajaransekolahonline.com/2016/25/tata-cara-mengkafani-jenazah-menurut-ajaran-syariat-islam.html

Poedjosoebroto, R. (1978). Wayang lambang ajaran Islam. Jakarta: Pradnya Paramita.

Purna, I. M., et al. (1996). Macapat dan gotong royong. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ratna, N. K. (2004). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahyono, F. X. (2009). Kearifan budaya dalam kata. Jakarta: Weda Tama Widya Sastra.

Ras, J. J. (1982). Inleiding tot het modern Javaans. Leiden: KITLV Uitgeverij.

Saddhono, K. (2012). Bentuk dan fungsi kode dalam wacana khotbah Jumat (Studi kasus di kota Surakarta). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 11(1), 71–92. https://doi.org/10.14421/ajbs.2012.11104

Saddhono, K. (2013). The language usage in the discourse of Friday preaching in Java, Indonesia. Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 21(2), 238–254. https://doi.org/10.19105/karsa.v21i2.519

Saddhono, K. (2016). Dialektika Islam dalam mantra sebagai bentuk kearifan lokal budaya Jawa. Akademika: Jurnal Pemikiran Islam, 21(1), 83–98.

Sabdacarakatama, K. (2010). Serat Wedhatama. Yogyakarta: Narasi.

Sahlan, A., & Mulyono. (2012). Pengaruh Islam terhadap perkembangan budaya Jawa: Tembang macapat. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 14(1), 101–114. https://doi.org/10.18860/el.v14i2.2311

Sartini. (2014). Menggali kearifan lokal Nusantara: Sebuah kajian filsafati. Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120. https://doi.org/10.22146/jf.31323

Sedyawati, E. (2007). Keindonesiaan dalam budaya. In Dialog Budaya: Nasional dan Etnik, Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Jakarta: Weda Tama Widya Sastra.

Setyadi, D. B. P. (2012). Pemahaman kembali local wisdom etnik Jawa dalam tembang macapat dan manfaatnya sebagai media pendidikan budi pekerti bangsa. Jurnal Magistra, 79, 71–86.

Setyadi, D. B. P. (2013). Discourse analysis of Serat Kalatidha: Javanese cognition system and local wisdom. Asian Journal of Social Sciences & Humanities, 2(4), 292–300.

Sumbulah, U. (2012). Islam Jawa dan akulturasi budaya: Karakteristik, variasi dan ketaatan ekspresif. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 14(1), 51–68. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.2191

Supadjar, D. (1996). Filsafat Jawa. [Lecture paper]. Yogyakarta: HMJ Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.

Susetya, W. (2007). Ngelmu makrifat Kejawen. Yogyakarta: Narasi.

Suwardi. (2006). Dasar-dasar pembelajaran tembang. [Training material]. Magelang: Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang, 22–23 Juli.

Waluyo, H. J., et al. (2001). Sastra Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Wojowasito, S., & Wasito, T. W. (1979). Kamus bahasa populer Inggris–Indonesia. Bandung: Angkasa.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v20i1.4724

Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
ISSN: 1858-4357 | e-ISSN: 2356-1734
Phone: +6282333435641
Fax: (0341) 572533
Email: elharakah@uin-malang.ac.id 
elharakahjurnal@gmail.com
Website: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang