Pengembangan Jurusan/Program Studi dalam Perspektif Universitas Islam Negeri (UIN)
Abstract
Islamic education is an effort to develop an Islamic view of life, to be manifested in life and life skills (manual and mental-social) in harmony with their interests, talents, abilities and areas of expertise. the development of STAIN towards UIN seeks to capture ibrah, values, attitudes and ways of thinking and behaving scholars (scientists) in the classical period mentioned above, because it is considered capable of facing increasing and complicated challenges, caused by the rapid progress of science and technology . As an implication, the Islamic education system built and developed through UIN is expected to produce a rational and professional cleric; broad-minded; virtuous noble character; his knowledge is not limited to "religious science" alone, but also includes "general science"; and able to stand alone (independent). Challenges to be anticipated by future UIN leaders, as well as the managers and developers of departments /courses in it, not to get caught up in the "ka 'adamihi" (presence as absence) in the midst of the struggles and competitions among the various the surrounding college.
Pendidikan Islam adalah suatu upaya pengembangan pandangan hidup yang Islami, untuk dimanifestasikan dalam sikap hidup dan keterampilan hidupnya (manual maupun mental-sosial) selaras dengan minat, bakat, kemampuan dan bidang keahliannya masing-masing. pengembangan STAIN menuju ke UIN berusaha menangkap ibrah, nilai-nilai, sikap dan cara berfikir dan berperilaku ulama (ilmuwan) pada periode klasik tersebut di atas, karena hal itu dianggap mampu menghadapi tantangan yang makin banyak dan ruwet, yang ditimbulkan oleh kemajuan iptek yang pesat. Sebagai implikasinya, sistem pendidikan Islam yang dibangun dan dikembangkan lewat UIN diharapkan mampu menghasilkan ulama yang bersikap rasional dan profesional; berpandangan luas; berbudi pekerti luhur; pengetahuannya tidak terbatas pada "ilmu keagamaan" saja, tetapi juga mencakup "ilmu pengetahuan umum"; serta mampu berdiri sendiri (mandiri). Tantangan yang perlu diantisipasi oleh para pirnpinan UIN masa depan, serta para pengelola dan pengembang jurusan/ program studi yang ada di dalamnya, untuk tidak terjebak pada "wujuduhu ka 'adamihi" (adanya bagaikan tidak adanya) di tengah-tengah pergumulan dan kompetisi antar berbagai perguruan tinggi yang ada di sekitarnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, Imam Subakir, (1989), Islamisasl Pengetahuan. "Makalah", Disajikan dalam Seminar Sehari
Ilmu-Ilmu Sosial, Tgl. 31 Agustus 1989, di IPD Gontor Ponorogo.
Hoodbhoy, Preves, 0996), Ikhtiar Menegakkan Rasionalitas Antara Sains dan Ortodoksi Islam, (Tetj.). Bandung: Mizan.
Muhadjir, Noeng; (1994), Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Muhaimin, (1991), Filsafat Ilmu Dalam Perspektif Islam. "Makalah", Disajikan pacla Dialog Ilmiah
HMI Fakultas Tarbiyah IAIN SA Malang, Tgl. 10 Oktober 1991.
Muhaimin, (1999), Konsolidasi Internal di Bidang Akademik (Suatu Upaya Pencerahan STAIN
Malang di Masa Depan). "Makajah", Disajikan pada Raker STAIN Malang, Tgl. 8-9 Mei 1999.
Muhaimin, 0999), Tema-Tema Pokok Dakwah Islam di Tengah Transfonnasi Sosial. Surabaya: Karya Abditama.
Nasution, Harun, (1995), Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v2i1.4728
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |