Religious Value in Nyadran Ceremony in Ngepringan Village, Sragen
Abstract
Pergulatan modernitas melahirkan degradasi nilai pendidikan karakter. Pada titik ini revitalisasi nilai kearifan lokal religius dalam tradisi perlu dikembangkan kembali. Eksistensi tradisi nyadran di Ngepringan terus dikembangkan dengan mencampur nilai kearifan lokal dengan nilai religius. Perpaduan yang unik ini merupakan bentuk kearifan lokal melawan budaya individualis yang berkembang di masyarakat mengikuti perkembangan modernitas. Hal ini bermakna bahwa masyarakat disana tidak hanya menjunjung nilai-nilai budaya dari para leluhur, melainkan juga mampu menyesuaikan tradisi dengan kondisi, serta masih menyisipkan nilai-nilai religius di dalamnya. Tradisi nyadran masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Ngepringan dikarenakan nyadran sebagai wisata rohani serta menjadi penyelaras kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama. Informasi data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat desa Ngepringan. Tujuan studi ini untuk menggali nilai religius dalam prosesi upacara nyadran. Jenis penelitian ini adalah etnografi dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Hasil dari penelitian ini adalah mengungkap dan mendeskripsikan nilai religius dalam prosesi upacara nyadran yang perlu terus dilestarikan dan ditingkatkan oleh masyarakat desa Ngepringan dalam menghadapi modernitas.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abbas, A. (2017). Kesenian Ojhung dalam tradisi sedekah bumi di Desa Bunbarat Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep 1960–2005. Avatara: e-Journal Pendidikan Sejarah, 5(1), 81–90.
Abdullah, I. (2002). Simbol, makna dan pandangan hidup Jawa: Analisis gunungan pada upacara Garebeg. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Ahimsa, H. S. P. (2006). Ketika orang Jawa nyeni. Yogyakarta: Galang Press.
Alifiana, W. N. (2013). Perubahan budaya dalam tradisi Nyadran di Kelurahan Ngantru Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa: UMP, 2(1), 104–116.
Anis, M. Y., & Saddhono, K. (2016). Strategi penerjemahan Arab-Jawa sebagai sebuah upaya dalam menjaga kearifan bahasa lokal: Studi kasus dalam penerjemahan Kitab Bidayatul-Hidayah karya Imam al-Ghazali. Akademika, 21(1), 36–46.
Arifi, A. (2008). Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Strategi Kebudayaan Nahdlatul Ulama. el Harakah: Jurnal Budaya Islam, 10(2), 135-149. https://doi.org/10.18860/el.v10i2.4583
Arinda R., I. (2014). Sedekah Bumi (Nyadran) sebagai Konvensi Tradisi Jawa dan Islam Masyarakat Sraturejo Bojonegoro. el Harakah: Jurnal Budaya Islam, 16(1), 100-110. https://doi.org/10.18860/el.v16i1.2771
Basir, A. (2013). Nilai pendidikan Islam dalam budaya tenongan Nyadran Suran di Dusun Giyanti Wonosobo. Jurnal Kependidikan Al-Qalam, 9(1), 69–78.
Fauzi, M. S. (2006). Pendidikan Islam dan kerukunan (Sebuah refleksi terhadap konflik antar pemeluk agama di Indonesia). Jurnal El-Harakah, 8(2), 217–227.
Fatimah, F. N., Sulistyo, E. T., & Saddhono, K. (2017). Local wisdom values in Sayu Wiwit folklore as the revitalization of behavioral education. Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 25(1), 179–199.
Huda, M. N., Sumarlam, & Saddhono, K. (2017). Pembelajaran menulis cerita rakyat dengan bahasa Banyumas sebagai upaya pelestarian kearifan budaya lokal. In Proceedings of the 2nd Conference on Language and Language Teaching. Solo: Universitas Sebelas Maret.
Humaeni, A. (2015). Ritual, kepercayaan lokal dan identitas budaya masyarakat Ciomas Banten. El Harakah, 17(2), 157–180.
Jandra, M. (2011). Pergumulan Islam dengan budaya lokal: Kajian atas manuskrip Yogyakarta. Jurnal Lektur Keagamaan, 9(1), 1–8.
Koentjaraningrat. (2010). Manusia dan kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koswara, D. (2017). Khasanah sastra Sunda. Bandung: Sonagar.
Mulyasa. (2012). Manajemen pendidikan karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Nashir, H. (2013). Pendidikan karakter berbasis agama & budaya. Yogyakarta: Multi Presindo.
Rahyono, F. X. (2009). Kearifan budaya dalam kata. Jakarta: Weda Tama Widya Sastra.
Saddhono, K. (2017). Membangun kearifan lokal melalui karya sastra dan budaya daerah [Jawa]. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Budaya. Denpasar: Urusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama, Fakultas Dharma Acarya, Institut Hindu Dharma Negeri.
Saddhono, K., & Anis, M. Y. (2016). Dialektika Islam dalam mantra sebagai bentuk kearifan lokal budaya Jawa. Akademika, 21(1), 84–98.
Sedyawati, E. (2007). Keindonesiaan dalam budaya. In Dialog Budaya: Nasional dan Etnik – Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Jakarta: Weda Tama Widya Sastra.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Zubaedi. (2011). Desain pendidikan karakter: Konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v20i2.4981
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |