Kekerasan dan Kekuasaan dalam Praksis Berbahasa: Memahami Kekerasan dalam Perspektif Galtung
Abstract
Sebagai fenomena sosial, kekerasan telah menarik minat para ilmuwan sosial untuk lebih jauh mempelajari, menggeluti dan mencari teoretis eksplanatorisnya. Salah satu di antaranya ialah Johan Galtung. Tulisan ini memaparan tentang teori kekerasan Galtung dalam hubunganya dengan praktik bahasa. Menurut Johan Galtung, kekerasan terjadi bila manusia dipengaruhi sedemikian rupa sehingga realisasi jasmani dan mental aktualnya berada di bawah realisasi potensialnya. Galtung akan melihat sesuatu sebagai kekerasan bila di masa mendatang peristiwa tersebut bisa diatasi atau dicegah, tetapi tetap dibiarkan. Sebagai realitas simbolik, bahasa tidak bisa lepas dari dunia batin pemakainya dan setting sosial yang ada. Termasuk di antaranya konflik-konflik sosial berupa kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan, pelecehan, perampokan, penindasan, dan lain sebagainya. Berbarengan dengan fenomena kekerasan yang melanda bangsa ini, kesopanan atau etika berbahasa kini mengalami erosi atau kemunduran luar biasa. Untuk mengatasi itu, etika kesopanan berbahasa perlu disikapi dalam konteks pengajaran bahasa dalam lahan budaya Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Eriyanto. (2000). Kekuasaan otoritas: Dari gerakan penindasan menuju politik hegemoni: Studi atas pidato-pidato politik Soeharto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Heriyanto, A. (2000). Perlawanan dalam kepatuhan. Bandung: Mizan.
Latif, Y., & Ibrahim, I. S. (1996). Bahasa dan kekuasaan: Politik wacana di panggung Orde Baru. Bandung: Mizan.
Nashir, H. (2000). Pragmatisme politik kaum elit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pabottingi, M. (1996). Bahasa kramanisasi dan kekerasan. In Y. Latif & I. S. Ibrahim (Eds.), Bahasa dan kekuasaan: Politik wacana di panggung Orde Baru. Bandung: Mizan.
Sanderson, S. K. (1993). Sosiologi makro: Sebuah pendekatan terhadap realitas sosial (F. Wajdi, Trans.). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Windhu, I. M. (1992). Kekuasaan dan kekerasan menurut Johan Galtung. Yogyakarta: Kanisius.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v2i2.5179
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |