Islamic Religious Values in Dhukutan Traditional Ceremony as Character Education for Elementary School Students
Abstract
This study aims to describe the values of Islamic religious character education in the cleaning process of Dhukutan village in Nglurah village, Tawangmangu sub-district. Dhukutan is a traditional ceremony of Nglurah villagers to commemorate the death of their ancestors named Kyai Menggung. This traditional ceremony is held once every seven lapan (1 lapan=35 days based on Javanese calendar). The method used to find the value of religious character education is a descriptive qualitative method. The sources of the data are the offerings related to the implementation of the Dhukutan village cleaning ceremony. The results of the study show that the religious values reflected in the Dhukutan traditional ceremony are sincere, honest, obedient, disciplined, diligent, praying, grateful, and trustworthy. Within the process of Dhukutan village cleaning ceremony, the value of religious character education is beneficial for students to be both intellectually and emotionally intelligent students. This study suggests educators, especially within Tawangmangu area, to employ the Dhukutan village cleaning ceremony as a learning tool of religious character education values for elementary students.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter agama dalam proses pembersihan desa Dhukutan di desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Dhukutan adalah upacara tradisional penduduk desa Nglurah untuk memperingati hari kematian leluhur mereka yang bernama Kyai Menggung. Upacara tradisional ini diadakan sekali setiap 7 lapan (1 lapan = 35 hari berdasarkan kalender Jawa) Metode yang digunakan untuk menemukan nilai pendidikan karakter agama adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sesembahan yang terkait dengan pelaksanaan upacara pembersihan desa Dhukutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai agama yang tercermin dalam upacara tradisional Dhukutan adalah tulus, jujur, patuh, disiplin, rajin berdoa, bersyukur, dan dapat dipercaya. Dalam proses upacara pembersihan desa Dhukutan, ditemukan nilai pendidikan karakter agama yang sangat berguna bagi siswa untuk membentuk kecerdasan intelektual dan emosional siswa. Studi ini menyarankan para pendidik, khususnya di daerah Tawangmangu, untuk menggunakan upacara pembersihan desa Dhukutan sebagai alat pembelajaran pendidikan karakter agama bagi siswa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anis, Muhammad Yunus., Kundharu Saddhono. 2016. Strategi Penerjemahan Arab-Jawa sebagai Sebuah Upaya dalam menjaga Kearifan Bahasa Lokal (Indigenous Language): Studi kasus dalam Penerjemahan Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al Ghazali. Akademia Jurnal Pemikiran Islam, 21 (1), 35-47.
Arafik. 2013. Penanaman Nilai-Nilai Moral Perilaku Melalui Tembang Dolanan sebagai Alternatif Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan anak Usia Dini 1 (2), 24-35.
Brata, Ida Bagus. 2016. Kearifan Lokal Perekat Identitas Bangsa. Bakti Saraswati 5 (1), 11-19.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Cohen, et al. 2007. Research Methods in Education. London–New York: Routledge.
Daeng, Hans J. 2000. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan: Tinjauan Antropologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. 2017. Karanganyar Calendar Of Event 2017. Web: http://disparpora.karanganyarkab.go.id.
Fauzan, Pepen Irpan., Ahmad Khoirul Fata. 2018. Serat Cabolek, Sufism Book or Ideology Documents of Javanese Priyayi?. El-Harakah. 20 (1), 65-80.
Fibriani, Lina Bayu. 2013. Penyutradaraan Program Dokumenter Dhukutan: Eksistensi Agama Jawa. CAPTURE Jurnal Seni dan Media Rekam 5 (1), 49-56.
Hakim, Mohammad Nur. 2009. “Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme”Agama dalam Pemikiran Hasan Hanafi. Malang: Bayu Media Publishing.
Heasley, Brendan & Smith, Michael. 2007. Semantic: a Coursebook. New York: Cambridge University Press.
Hidayat, Nur Roni. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa Menulis Aksara Jawa Dengan Media Flashard Kelas III Di MI Ma’arif Nu Dawuhan Kulon Kecamatan Kedung Banteng Tahun Pelajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
HR Abu Dawud no. 3641; at-Tirmidhi no. 2682; Ibn Majah no. 223; and Ibn Hibban no. 80 al-Mawaarid; HR Bukhaariy no. 2067
HR. Muslim no. 2865
Kasnadi & Sutejo. 2018. Islamic Religious Values Within Javanese Traditional Idioms as The Javanese Life Guidance. El Harakah, 20 (1), 33-48.
Kholil, A. 2008. Agama dan Ritual Slametan (Deskripsi-Antropologis Keberagamaan Masyarakat Jawa). El Harakah, 10 (3), 195-196.
Koenjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kongres bahasa Jawa III. Yogyakarta: 15-21 Juli 2001.
Kurniati, Endang. 2015. Implementasi Pembelajaran Bahasa Jawa SD yang Integratif Komunikatif Berbasis Folklore Lisan sebagai Wujud Konservasi Budaya. Jurnal Penelitian Pendidikan 32 (2), 107-118.
Latif, Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Refika Aditama.
Monks, et al. 2006. Psiologi Pengembangan: Pengantar dalam berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Muqoyyidin, A. W. 2012. Dialektika Islam dan Budaya Lokal dalam Bidang Sosial sebagai Salah Satu Wajah Islam Jawa. El Harakah, 14 (1), 18-33.
Pannen, S.P. 2005. Pengembangan Berbasis Budaya: Model Inovasi Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Uterb, 6 (2), 4-15.
Peraturan Gubernur Jawa Timur No 19 tahun 2014 Tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi. http://kelembagaan.ristekdikti.go.id
Prihatin, Eka. 2011. Manajemen peserta Didik, geger lalong hilir. Bandung: Alfabeta.
Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa, Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahyono, F. X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Ramli, Muhammad Idrus. 2010. Membedah Bid’ah dan Tradisi dalam perspektif Ahli hadist dan Ulama Salaf. Surabaya: Khalista.
Ratna, Dwi. 2007. Perubahan dan Pergeseran Simbol di Kota Yogyakarta 1945-1949. Jantra. 2 (3), 184-190.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riemer, Nick. 2010. Introduction Semantics. Newyork: Cambridge University Press.
Saddhono, Kundharu. 2009. Tadisi Sekaten di keraton Kasunanan Surakarta kajian Deskriptif dan Alternatif Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolahan. Jurnal pendidikan dan kebudayaan. 14 (1), 74-82.
Saddhono, Kundharu. 2012. Bentuk dan Fungsi Kode dalam Wacana Khotbah Jumat (Studi kasus di Kota Surakarta). Adabiyyat, 11 (10), 71-92.
Sahlan. 2012. Kearifan Lokal pada Kabanti Masyarakat Buton dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter. El Harakah, 14 (2), 317.
Sisworo, Budi. 2012. Transformasi Budaya dalam Kesenian Lengger Temanggung Perkotaan. Journal OF Urban Society’s Art, 12 (2), 65-76.
Sugono, Dandy. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Jakarta: Mizan.
Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan sekolah Dasar teori dan Praktik. Jakarta: Depdiknas.
Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.
Sumantri, Mulyani., Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.
Sumarwati. 2015. The Traditional Dhukutan Ceremony in Tawangmangu, Karanganyar Regency, Indonesia. International Indonesia Forum (IIF) 7 (1), 1-10.
Sumarwati. 2016. Khazanah Kearifan Lokal di Tawangmangu. Surakarta: UNS Press.
Suprayekti. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 423.5/5/2010 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Pernada.
Utari, Nur Nita Dewi. 2012. Kemampuan Berbahasa Jawa pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Tandes Kidul I/110 Surabaya. Skriptorium 1(3), 83-92.
Veronika, Prima, Budhi Setiawan, Nugraheni Eko Wardani. 2017. Implementasi Pembelajaran Bahasa Jawa (Materi Tembang Dolanan) Berbasis Pendidikan Karakter Religius dalam Kurikulum 2013. El Harakah, 19 (1), 57-69.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiyoto, Agus. 2015. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa pada Siswa Kelas IX-D MTSN Kampak Trenggalek Menerapkan Pembelajaran dengan Multi Metode. Jurnal Pendidikan Profesional 4 (2), 190-121.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v21i1.5615
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |