Hamoraon, Hagabeon & Hasangapon as The Basic Philosophy in Educating Children
Abstract
Nilai-nilai budaya dan agama bagi masyarakat di Tapanuli Selatan membentuk perspektif filsafat dan berbagai kearifan lokal. Salah satu prinsip yang mereka pegang dengan kuat yaitu yang dikenal sebagai 3H; hamoraon (karakter dan kekayaan), hagabeon (keturunan sukses) dan hasangapon (berpengaruh dan terhormat). Penelitian ini berfokus pada seberapa kuat prinsip 3H mendorong orang tua untuk memberikan pengetahuan bagi persiapan masa depan anak-anak mereka. Komunitas Muslim fanatik dalam agama, sedangkan nilai yang paling dominan dalam memberikan dorongan kepada sekolah bukanlah ajaran agama, karena agama hanya merupakan faktor pendukung pembelajaran (Q.S. 58:11), dan pandangan budaya 3H adalah sebagai dasar pendidikan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pendekatan sosiologis kepada responden yang dipilih dan ditentukan, serta melibatkan orang tua atau keluarga yang relatif sukses dalam pendidikan dan dalam mengubah kehidupan, juga dihormati di masyarakat. Ditemukan bahwa masyarakat teguh dengan nilai 3H, di mana orang tua tidak kenal lelah, bahkan mengorbankan segalanya sehingga anak-anak berhasil berhasil menikmati kesejahteraan, kemakmuran dan penghormatan hidup.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Castles, L. (2001). Kehidupan politik suatu keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915–1940. KPG.
Castles, S. (2018). Social transformation and human mobility: Reflections on the past, present and future of migration. Journal of Intercultural Studies, 39(2), 238–251.
Clark II, W. W., & Fast, M. (2019). Mead and Blumer: Social theory and symbolic interactionism. In Qualitative Economics (pp. 141–182). Springer, Cham.
Harahap, B. H. (1987a). Orientasi nilai-nilai budaya Batak: Suatu pendekatan terhadap perilaku Batak Toba dan Angkola-Mandailing (1st ed.). Jakarta: Sanggar Willem Iskandar. https://openlibrary.org/books/OL2171614M/Orientasi_nilai-nilai_budaya_Batak
Harahap, B. H. (1987b). Si Bulus-bulus, si Rumbuk-rumbuk. Jakarta: Basyral Hamidy Harahap. https://books.google.co.id/books/about/Si_Bulus_bulus_si_Rumbuk_rumbuk_sebuah_b.html?id=v2gtAQAAIAAJ
King, R. (2017). The sociology of school organization: Contemporary sociology of the school. Routledge.
Koentjaraningrat. (1998). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. https://books.google.co.id/books?id=94QpZ1l7QC
Maslow, A. H. (1954). Motivation and personality. Harper & Brothers. https://www.pep-web.org/document.php?id=PAQ.024.0447A
Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif (Revisi). Bandung: Rosda Karya. https://rosda.co.id/pendidikan-keguruan/486-metodologi-penelitian-kualitatif-edisi-revisi.html
Pangaribuan, L. J. (2018). Konstruksi realitas budaya Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon pada jemaat Gereja HKBP Martadinata Bandung. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, 2(1), 384–391. https://doi.org/10.25008/PKNK.V2I01.176
Panjaitan, L. M., & Sundawa, D. (2016). Pelestarian nilai-nilai civic culture dalam memperkuat identitas budaya masyarakat: Makna simbolik ulos dalam pelaksanaan perkawinan masyarakat Batak Toba di Sitorang. Journal of Urban Society’s Arts, 3(2), 64–72. https://doi.org/10.24821/jousa.v3i2.1481
Rasskazova, E., Ivanova, T., & Sheldon, K. (2016). Comparing the effects of low-level and high-level worker need-satisfaction: A synthesis of the self-determination and Maslow need theories. Motivation and Emotion, 40(4), 541–555.
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Modern sociological theory. McGraw Hill.
Ritzer, G., & Stepnisky, J. (2017). Modern sociological theory. Sage Publications.
Sahal, A., & Aziz, M. (2005). Islam Nusantara: Dari ushul fiqh hingga paham kebangsaan. Bandung: Mizan. https://mizanstore.com/Islam_Nusantara:_Dari_Ushul_Fiqh_Hingga_Paham_Kebangsaan_53139#tab-3
Siagian, M. (2011). Konstruksi sosial pasangan Batak dan pasangan non-Batak pada falsafah Batak Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon. Retrieved from http://repository.unair.ac.id/id/eprint/16879
Simangunsong, F. (2013). Pengaruh konsep Hagabeon, Hamoraon, dan Hasangapon terhadap ketidaksetaraan gender dalam Amang Parsinuan. Sirok Bastra, 1(2), 207–220. Retrieved from http://sirokbastra.kemdikbud.go.id/index.php/sirokbastra/article/view/24
Simbolon, C. (2015). Falsafah Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon terhadap kehidupan masyarakat Suku Batak Toba di Pangururan Kabupaten Samosir. http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/22043
Sihombing, T. M. (1989). Jambar hata dongan tu ulaon adat. Jakarta: Tulus Jaya. https://www.tokopedia.com/galeribatak/promo-buku-jambar-hata-dongan-tu-ulaon-adat
Suryanegara, A. M. (2015). Api sejarah. Bandung: Rosda Karya. https://www.goodreads.com/book/show/7226668-api-sejarah
Sya’bani, M. A. Y. (2017). Konseptualisasi pendidikan dalam pandangan aliran filsafat eksistensialisme. Tamaddun, 1–23.
Wulan, D. R. R., Suyitno, S., & Rohmadi, M. (2018). The education values of Susuk Wangan tradition as the forming of character in the millennial era. El Harakah, 20(2), 215.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v21i2.6683
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |