The Islamic Dialectics and Local Culture in The Petawaren Tradition in Gayo Community
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis ritual (amalan) serta benda-benda adat yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi Petawaren masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menerapkan pendekatan kualitatif. Data yang diperlukan berupa tata cara pelaksanaan serta benda-benda yang digunakan dalam tradisi Petawaren pada upacara perkawinan Ngerje. Data utama bersumber dari informan penelitian, yaitu sesepuh (petue), tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, dokumen, hasil penelitian terdahulu, dan referensi yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori dialektika relasional. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tradisi Petawaren adalah murni budaya Gayo, sedangkan dialektika Islam dan tradisi Petawaren pada masyarakat Gayo lebih kepada akomodasi nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, pemaknaan terhadap simbol-simbol, ritual (amalan), dan benda-benda adat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Baxter, L. A. (2006). Relational dialectics theory: Multivocal dialogues of family communication. In Engaging theories in family communication: Multiple perspectives. SAGE Publications, Inc. https://doi.org/10.4135/9781452204420.n9
Budiyanto, M. (2008). Pergulatan agama dan budaya. Jurnal Penelitian Agama, 17(3), 649–668. http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8816
Dhuhri, S. (2008). Peusjuek: Sebuah tradisi ritual sosial masyarakat Pasee dalam perspektif tradisionalis dan reformis. The 3rd International Conference on Development of Aceh (ICDA), 639–656.
Fauzi. (2016). Interaksi Islam dengan budaya lokal dalam tradisi Khanduri Maulod pada masyarakat Aceh. Akademika, 21(1), 19–34. http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/akademika/article/view/453
Fitri, R. (2020). Makna dan fungsi motif kerawang Gayo pada Upuh Ulen-Ulen di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Seminar Nasional Pendidikan Antropologi (SENASPA), 101–106. https://senaspa.unimed.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/10-RITA-FITRI-101-106.pdf
Herawati, T. Z. (2011). Buku ajar tradisional Aceh. FKIP PKK Unsyiah.
Ibrahim, M. (2007). Mujahid dataran tinggi Gayo. Yayasan Maqamammahmuda.
Ibrahim, M. (2010). Syariat dan adat Gayo (2nd ed.). Yayasan Maqamammahmudah.
Ilhami, H. (2010). Dinamika Islam tradisional: Potret praktek keagamaan umat Islam Banjarmasin pada bulan Ramadhan. Jurnal Darussalam, 11(2), 69–88. https://adoc.tips/dinamika-islam-tradisional-potret-praktik-keagamaan-umat-isl.html
Kuntowijoyo. (2001). Muslim tanpa mesjid: Essai-essai agama, budaya dan politik dalam bingkai strukturalisme transendental. Mizan.
Liliweri, A. (2013). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya. LKIS. http://www.lkis.co.id/produk-830-maknabudayadalamkomunikasiantarbudaya.html
Mardotillah, M., & Zein, D. M. (2016). Silat: Identitas budaya, pendidikan, seni bela diri, dan pemeliharaan kesehatan. JANTRO, 18(2), 121–133. https://doi.org/10.25077/jantro.v18.n2.p121-133.2016
Marhamah. (2014). Pola komunikasi dan stratifikasi dalam budaya tutur masyarakat Gayo. El Harakah, 16(2), 255–270. https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2779
Marzuki. (2011). Tradisi Peusijuek dalam masyarakat Aceh: Integritas nilai-nilai agama dan budaya. El-Harakah, 13(2), 133–149. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.458
Melalatoa, M. J. (2006). Memahami Aceh: Sebuah perspektif budaya dalam Aceh, kembali ke masa depan. IKJ Press.
Muqoyyidin, A. W. (2013). Dialektika Islam dan budaya lokal Jawa. Ibda’: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 11(1), 1–18. https://doi.org/10.24090/ibda.v11i1
Mustafa, A. (2017). Dakwah kultural di Tanoh Gayo. At-Tanzir: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 8(2), 175–182. https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/tanzir/article/download/75/54/
Mustafa, A., & Hidayat, R. (2017). Islam Gayo: Studi tentang akulturasi Islam dengan budaya lokal di Kabupaten Aceh Tengah. Al Misbah, 13(2), 313–334. https://almishbahjurnal.com/index.php/al-mishbah/article/view/90/86
Nazir, M. (2011). Metode penelitian. Ghalia Indonesia.
Noviana, N. (2018). Integritas kearifan lokal budaya masyarakat Aceh dalam tradisi Peusijuk. Jurnal Deskovi, 1(1), 29–34. https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/deskovi/article/view/283
Paisun. (2010). Dinamika Islam kultural: Studi atas dialektika Islam dan budaya lokal Madura. El Harakah, 12(2), 154–168. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.450
Pinan, A. H. (2003). Pesona Tanoh Gayo. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
Poniman. (2015). Dialektika agama dan budaya. Nuansa: Jurnal Islam dan Kemasyarakatan, 8(2), 165–171. https://doi.org/10.29300/nuansa.v8i2.394
Riezal, C., & Joebagio, H. S. (2018). Konstruksi makna tradisi Peusijuek dalam budaya Aceh. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 2(2), 145–155. https://doi.org/10.25077/jantro.v20.n2.p145-155.2018
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta. http://cvalfabeta.com/product/metode-penelitian-kuantitatif-kualitatif-dan-rd-mpkk/
Sumbulah, U. (2012). Islam Jawa dan akulturasi budaya: Karakteristik, variasi dan ketaatan ekspresif. El Harakah, 14(1), 51–68. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.2191
West, R., & Turner, L. H. (2017). Pengantar teori komunikasi: Analisis dan aplikasi (5th ed.). Salemba Humanika.
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.9205
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |
