Pola Relasi Suami-Istri Yang Memiliki Perbedaan Status Sosial di Kota Malang
Abstract
The purpose of this article is to psychologize the relationship of husband and wife based on different social status both in the division of roles, the fulfillment of living and decision making in the family, especially in the area of Malang. This research is a field research using qualitative descriptive approach through an in-depth interview process. The results of this study indicate that the existence of two patterns of the relationship between husband and wife different social status in Malang. The first pattern, the division of labor in the domestic territory is done based on the ability and expertise of a person. While the second pattern is implemented flexibly according to an agreement. The pattern of cooperation done by husband and wife in fulfilling family needs. While the decision-making aspect in the family produces two typologies namely equal position between husband and wife through the process of discussion and the domination. Real forms of dominance such as the attitude of not daring to express opinions and tend to follow the decision of one party.
Tujuan artikel ini adalah mentipologikan relasi suami istri berdasarkan perbedaan status sosial baik dalam pembagian peran, pemenuhan nafkah dan pengambilan keputusan dalam keluarga khususnya di wilayah Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melalui proses indepth interview. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya dua pola relasi suami istri yang berbeda status sosialnya di Kota Malang. Pola pertama, pembagian kerja di wilayah domestik dilakukan berdasarkan kemampuan dan keahlian seseorang. Sedangkan pola kedua dilaksanakan secara fleksibel sesuai kesepakatan. Pola kerjasama dilakukan oleh suami dan istri dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan pada aspek pengambilan keputusan dalam keluarga menghasilkan dua tipologi yaitu posisi setara antara suami dan istri melalui proses musyawarah dan adanya dominasi. Bentuk nyata dominasi misalnya adanya sikap tidak berani menyampaikan pendapat dan cendrung mengikuti keputusan salah satu pihakThe purpose of this article is to psychologize the relationship of husband and wife based on different social status both in the division of roles, the fulfillment of living and decision making in the family, especially in the area of Malang. This research is a field research using qualitative descriptive approach through an in-depth interview process. The results of this study indicate that the existence of two patterns of the relationship between husband and wife different social status in Malang. The first pattern, the division of labor in the domestic territory is done based on the ability and expertise of a person. While the second pattern is implemented flexibly according to an agreement. The pattern of cooperation done by husband and wife in fulfilling family needs. While the decision-making aspect in the family produces two typologies namely equal position between husband and wife through the process of discussion and the domination. Real forms of dominance such as the attitude of not daring to express opinions and tend to follow the decision of one party.
Tujuan artikel ini adalah mentipologikan relasi suami istri berdasarkan perbedaan status sosial baik dalam pembagian peran, pemenuhan nafkah dan pengambilan keputusan dalam keluarga khususnya di wilayah Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melalui proses indepth interview. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya dua pola relasi suami istri yang berbeda status sosialnya di Kota Malang. Pola pertama, pembagian kerja di wilayah domestik dilakukan berdasarkan kemampuan dan keahlian seseorang. Sedangkan pola kedua dilaksanakan secara fleksibel sesuai kesepakatan. Pola kerjasama dilakukan oleh suami dan istri dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan pada aspek pengambilan keputusan dalam keluarga menghasilkan dua tipologi yaitu posisi setara antara suami dan istri melalui proses musyawarah dan adanya dominasi. Bentuk nyata dominasi misalnya adanya sikap tidak berani menyampaikan pendapat dan cendrung mengikuti keputusan salah satu pihak
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v9i1.4854
Copyright (c) 2017 Nanda Himmatul Ulya
Published By:
Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim MalangGajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia
De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International