Perbandingan Butiran Kitosan dengan Pengikat Silang Epiklorohidrin (ECH) dan Glutaraldehid (GLA): Karakterisasi dan Kemampuan Adsorpsi Timbal (Pb)
Abstract
Chitosan was an abundantly available source but it has a drawback which unstable in acid or base. So, it must be added with a crosslinker. In this article, we would compare the using of 2 crosslinkers, glutaraldehyde (GLA) and epichlorohydrin (ECH). Chitosan was formed as bead using tripolyphosphate (TPP). Chitosan beads crosslinked with GLA became browny beads and chitosan beads crosslinked with ECH became pearly white. IR characterization showed peaks in 1640 and 1540 cm-1 represent phosphate contained TPP. There is no significant or unique peak differ GLA chitosan bead from ECH chitosan bead. Adsorption capacity of lead (Pb) in ECH chitosan bead was higher than in GLA chitosan bead. Morphology in SEM characterization exhibited a crinkle GLA chitosan bead then ECH chitosan bead.
Kitosan merupakan polimer alam dengan ketersediaan yang meruah tetapi memiliki kelemahan yaitu kurang stabil dalam asam maupun basa sehingga diperlukan pengikat silang. Dalam artikel ini akan dibandingkan dengan penggunaan 2 agen pengikatsilang yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu epiklorohidrin (ECH) dan glutaraldehid (GLA). Untuk pembuatan butiran kitosan digunakan tripolyphosphate (TPP). Setelah menjadi butiran kitosan diikatsilangkan dengan GLA menjadi butiran kitosan yang berwarna kecoklatan dan diikatsilangkan dengan ECH menjadi butiran kitosan bening. Karakterisasi spektrofotometri Infra Merah menunjukkan puncak pada daerah 1640 dan 1540 cm-1 yang merupakan serapan khas dari tripolyphospate sedangkan tidak nampak perbedaan puncak spektra yang signifikan dari butiran kitosan GLA maupun ECH. Kemampuan adsorpsi butiran logam timbal (Pb) butiran kitosan ECH lebih tinggi jika dibandingkan dengan butiran kitosan GLA. Morfologi butiran kitosan dianalisis menggunakan Scanning Electron Morphology (SEM) dan menunjukkan bahwa morfologi untuk butiran GLA memiliki morfologi yang lebih berkerut jika dibandingkan dengan butiran ECH.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.18860/al.v6i1.6790
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Armeida Dwi Ridhowati Madjid, Merpiseldin Nitsae, Akhmad Sabarudin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under NME Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
ALCHEMY is managed by http://kimia.uin-malang.ac.id/
© All rights reserved 2016. Alchemy, Journal of Chemistry, eISSN 2460-6871
View My Stats