POLIGAMI SIRRI DAN DAMPAKYA TERHADAP MENTAL ISTRI DAN ANAK PERSEPEKTIF SIGMUND FREUD
Noer Azizah
Abstract
Pernikahan merupakan jalan terbaik untuk memenuhi tabiat manusiawi, menyalurkan hasrat, melampisakan gairah sesksualnya, dan melahirkan keturunan. Maka dari itu, pernikahan haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Undang-undang perkawinan, supaya mendapat kepastian dan perlindungan hukum. Saat ini, kecenderungan yang terjadi pernikahan yang dilakukan dengan cara sirri, biasanya kecenderungan ini terjadi pada saat pernikahan seorang pria yang akan dilakukan kedua kalinya atau lebih. Artikel disini mengkaji tentang poligami nikah sirri dan dampaknya terhadap mental istri dengan perespektif Sigmud Freud. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisa pemikiran Sigmund Freud terhadap mental istri dan anak akibat dampak dari poligami sirri. Metodelogi penelitian yang dipakai ialah dengan metodelogi penelitian kualitatif, teknis analisa data ialah teknik deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh bersumber dari buku, literatur kepustakaan, serta diperkuat dari penelitian lapangan yang bersumber dari wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa poligami sirri berdampak pada beban psikis, yakni akan adanya rasa malu, minder, anak tersebut merasa kurang percaya diri, rusaknya pergaulan anak dan jika dibiarkan dalam jangka panjang akan berdampak terhadap ketidak sehatan mental seseorang. Namun ketika dikaitkan dengan aliran Sigmund Freud tidak semua orang yang seperti itu dianggap lemah mental, karena ketika dikaitkan menurut pendapatnya orang yang bisa mengatasi tekanan dan kecemasan berarti orang tersebut mentalnya masih dianggap baik.
Editorial Office: Gedung Perpustakaan Lt.1 Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana No. 50 Malang. Telp. (0341) 551354, Fax. 572533 Email: egalita@uin-malang.ac.id