Pengaruh Islam dalam Kebudayaan Lokal di Button: Satu Kajian Berdasarkan Teks Sarana Wolio
Abstract
This study aimed to describe how far the moslem teaching has given influence to the local culture in Wolio (Buton). This study researched a classic script text, therefore used a filology and Heuristic methode. filology methode was used to purify text and make text be readable by the citizen, hereas heuristic method was used to find out the substantial of the text. The result of this study showed that Islamic teaching influenced toward local culture in Buton since Sultan
Mobolina Pauna administration. When he arranged the constitution of Buton verbally called as “Martabat Tujuh “ or Sarana Wolio is like influenced by his intuition or his sufism perspective. That influence could be seen through the culture which was arranged like Martabat Tujuh, determining of sultan’s number and sapati which was symbolized by the twenty features, determining of minister number was symbolized like thirty of juz alqur’an and determining
number of points refused by culture were symbolized by “itikad yang tujuh puluh dua kaum”
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan sejauh mana ajaran Islam telah berpengaruh dalam kebudayaan lokal di Wolio (Buton). Oleh karena objek yang diteliti berupa teks naskah kuno, maka metode yang digunakan adalah metode Filologi dan metode Heuristik. Metode filologi digunakan untuk memurnikan teks serta mebuat teks menjadi terbaca oleh masyarakat umum, sedangkan metode Heuristik digunakan untuk menemukan substansi teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran Islam mulai berpengaruh terhadap budaya lokal di Buton sejak masa pemerintahan sultan Mobolina Pauna. Ketika beliau menyusun Undang-Undang Buton secara tertulis yang disebut “Martabat Tujuh” atau “Sarana Wolio”, tampaknya sangat dipengaruhi perasaan atau alam pemikiran kesufiannya. Pengaruh itu terlihat pada produk adat yang disusunnya seperti penetapan pangkat-pangkat ditamsilkan dengan Martabat Tujuh, penetapan jumlah adat Sultan dan Sapati ditamsilkan dengan sifat dua puluh, penetapan jumlah mentri ditamsilkan dengan tiga puluh juz al Quran dan penetapan jumlah itikat yang ditolak oleh adat ditamsilkan dengan “itikad yang tujuh puluh dua kaum”.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdul Hakim. 2005. Kesahihan hadits Iftiraaqul Ummah Firqah-Firqah Sesat di dalam Islam. Jakarta : Pustaka Imam Muslim
Adlani. Nazri dkk. 2002. Al-Qur’an Terjemah Indonesia. Jakarta: Sari Agung.
Baried, Siti Baroroh, dkk. 1994. Pengantar Filologi. Yogyakarta: BPPF Seksi Filologi Universitas Gajah Mada.
Braginsky, V.I. 1993. Tasawuf dan Sastra Melayu Kajian dan Teks-Teks. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI dan Universitas Leiden, Belanda.
Braginsky, V.I.1998. Yang Indah Berfaedah dan Kanal Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 7-19. Jakarta: INIS.
Couvreur, J. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna. Kupang: Artha Wacana Press.
Hadi, Abdul. 2001. Tasawuf yang Tertindas: Kajian Hermeneutik Terhadap Karya-Karya Hamzah Fansuri. Jakarta: Paramadina.
Hooker, M.B. 1984. Undang-Undang Islam Di Asia Tenggara. Terjemahan oleh Rohani
Mu’jizah. 2005. Martabat Tujuh: Edisi Teks dan Pemahaman Tanda suatu Simbol. Jakarta: Djambatan
Naguib Al-Attas, Shed M. 1972. Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu. Kuala Lumpur:Universitas Kebangsaan Malaysia.
Niampe, La. 2009. Undang-Undang Buton Versi Muhammad Idrus Kaimuddin. Kendari FKIP Unhalu
Niampe, La, 2010. Unsur-Unsur Tasawuf Dalam Undang-Undang Buton. Al-Fikr, Jurnal Pemikiran Islam. 15 (3).
Rahim, Abdul dkk.1992. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
Robson, S.O. 1994. Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia (Terjemahan). Jakarta: RUL.
Sani Usman, Abdullah. 2005. Nilai Sastra Ketatanegaraan dan Undang-Undang dalam Kanun Syarak Kerajaan Aceh dan Bustanus Salatin. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia
Schoorl, Pim. 2003. Masyarakat, Sejarah dan Kebudayaan Buton. Jakarta: Djambatan.
Sutrisno, Sulastin. 1983. Hikayat Hang Tuah: Analisa Struktur dan Fungsi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Yunus, Abdul Rahim. 1995. Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuasaan di Kesultanan Buton pada Abad ke-19. Jakarta: INIS.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v14i2.2314
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |