Religion, Local Wisdom, and Power of The Madurese Society: Islamic Perspective and Social Theory
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara agama, kearifan lokal, dan hubungan kekuasaan dalam dinamika kehidupan masyarakat Madura dari perspektif Islam, teks-teks agama, dan teori sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada komunitas Madura sebagai kelompok etnis yang berbeda dalam melakukan interaksi sosial dan mengidentifikasi ekspresi bahasa yang melambangkan perdamaian sehari-hari. Studi ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data, termasuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan menyeluruh terhadap dinamika agama, pengetahuan tradisional, dan dinamika kekuasaan dalam komunitas Madura berfungsi sebagai teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan memfokuskan pada isu ontologis dan epistemologis, penelitian ini menggunakan teori sosial dan sudut pandang Islam untuk menjelaskan secara konseptual studi tentang agama, kearifan lokal, dan hubungan kekuasaan. Temuan menunjukkan bahwa masyarakat Madura dikenal karena komitmennya yang teguh terhadap kebersamaan, keseimbangan, perdamaian, dan harmoni. Hal ini tercermin dalam 'rampak naong bringen korong,' sebuah konsep kearifan lokal yang mewakili nilai-nilai budaya mereka yang sangat tertanam dan ajaran agama yang moderat. Temuan ini memiliki implikasi untuk penelitian lebih lanjut dalam mengeksplorasi aplikasi praktis kearifan lokal dalam mempromosikan kohesi sosial, efektivitas tata kelola, dan kesejahteraan masyarakat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alwi, H. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas RI dan Balai Pustaka.
Amri, M., & Santalia, I. (2023). Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial (JIPSI), 1(4), 534–548. https://doi.org/10.58540/jipsi.v1i4.134
Arafah, T. (2023). Terma Kekuasaan Dalam Al-Qur’an (Penafsiran Dalam Al-Tafsir Al-Munir). Eurika Media Aksara.
Azra, A. (1999). Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam. Paramadina.
Berger, P. L. (1991). Langit Suci: Agama sebagai Realitas Sosial. LP3ES.
Daulay, P., Raditya, A., & Khafsoh, N. A. (2022). Minimizing Violence: A Good Practice Local Elite-Based in the Madura Island, Indonesia. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran Dakwah Pembangunan, 6(1), 91–110. https://doi.org/10.14421/jpm.2022.061-05
de Jonge, H., & Touwen-Bouwsma, E. (Eds.). (1995). Across Madura Strait: The Dynamics of an Insular Society. KITLV Press.
Durkheim, E. (2003). The Elementary Forms of Religious Life. IRciSOd.
Dzulkarnain, I. (2015). Diversity Relationship Based on Local Wisdom in Madura. UMM International Conference on Pure and Applied Research (UMM-ICOPAR), 1(1), 256–262.
Effendi, B. (1990). Annuqayah: Gerak Transformasi Sosial masyarakat Madura. P3M.
Effendy, M. H. (2021). Nilai Religius pada Kearifan Lokal Tembang Macapat Madura. Khazanah Theologia, 3(1), 1–12. https://doi.org/10.15575/kt.v3i1.10959
Farida, N., & Andalas, E. F. (2019). Eksistensi Kearifan Lokal Madura di Era Modern dalam Celurit Hujan Panas Karya Zainul Muttaqin. Atavisme, 22(2), 217–232. https://doi.org/10.24257/atavisme.v22i2.581.217-232
Fitri, A. Z. (2012). Pola Interaksi Harmonis antara Mitos, Sakral, dan Kearifan Lokal Masyarakat Pasuruan. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 14(1), 1–17. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.2198
Foucault, M. (1972). Archeology of Knowledge and Discourse of Language. Pantheon Books.
Foulcault, M. (1980). Power/ Knowledge: Selected Interview and Other Writing. Pantheon Book.
Geertz, C. (1983). Local Knowledge: Further Essays in Interpretive Anthropology. Basic Book, Inc., Publisher.
Halim, A., & Pahrudin, H. M. (2019). The Role of Local Wisdom As Religious Conflict Resolution in Jambi Indonesia. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 27(2), 353–374. https://doi.org/10.21580/ws.27.2.4358
Hannan, A., Umam, K., & Madura, I. (2023). Tinjauan Sosiologi terhadap Relasi Agama dan Budaya pada Tradisi Koloman dalam Memperkuat Religiusitas Masyarakat Madura. Resiprokal, 5(1), 57–73. https://doi.org/10.29303/resiprokal.v5i1.284
Hefni, M. (2007). Bhuppa’-Bhâbhu’-Ghuru-Rato (Studi Konstruktivisme-Strukturalis tentang Hierarkhi Kepatuhan dalam Budaya Masyarakat Madura). Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 11(1), 12–20. https://doi.org/10.19105/karsa.v11i1.144
Indriani, D. E., Sahid, M., Bachri, B. S., & Izzati, U. A. (2019, January). Traditions: Radical or Peace-Building. In International Conference on Religion and Public Civilization (ICRPC 2018) (pp. 11-15). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/icrpc-18.2019.3
Jubba, H., Purnamasari, D. S., Isnaeni, R. N., & Swasta, P. H. (2022). Makna Agama: Studi Komparasi Pemikiran Wilfred Cantwell Smith dan Karen Armstrong. Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 20(1), 1-20. https://doi.org/10.21111/klm.v20i1.6766
Khotijah, S., Hidayati, N. & Annisa, A. (2023). Social Harmonization Values and Local Wisdom in the Cathering Culture of Wedding Ceremonies in Madura. Entita: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial, 5(1), 15–30. https://doi.org/http://doi.org/10.19105/ejpis.v5i1.8893
Luckman, T. (2022). The Invisible Religion: The Problem of Religion in Modern Society. Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003257875
Majid, A. N., & Sugiarto, F. (2022). Socio-Religious Education of the Tèngka Tradition in the Madura Community. Inferensi: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 16(1), 25–42. https://doi.org/10.18326/infsl3.v16i1.25-42
Mansurnoor, L. A. (1990). Islam in an Indonesia World: Ulama of Madura. Gadjah Mada University Press.
Mubasirun. (2016). Kekuasaan dalam Tafsir Nusantara dan Relevansinya terhadap Persoalan Kebangsaan ( Kajian terhadap Ayat-ayat Khalifah dalam Tafsir an-Nur Pendahuluan. Millatī, Journal of Islamic Studies and Humanities, 1(2), 153–168. https://doi.org/10.18326/millati.v1i1.153-168
Munir, M. (1985). Adat Istiadat yang Berhubungan dengan Upacara dan Ritus Kematian di Madura. In Koentjaraningrat (Ed.), Ritus Peralihan di Indoensia (p. 228). Balai Pustaka.
Musayadah, N., Muhammad, D. H., & Susandi, A. (2021). Konsep Khalifatullah Terhadap Pengembangan Kepemimpinan Pendidikan Islam Persfektif M . Quraish Shihab dan Al-Gazali. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(2), 489–497. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v5i2.2134
Nafisah, M., Beragama, M., & Hasbi, P. (2022). The Religious Harmony Tolerance in Indonesia: An Islamic perspective of pluralism and multiculturalism. Exporting Indonesia’s Moderate Islam to the World Stage, 73, 555–575. https://doi.org/10.36835/ancoms.v6iI.340
Nasrullah. (2019). Islam Nusantara : Analisis Relasi Islam dan Kearifan Lokal Budaya Madura. Al-Irfan, 2(2), 133–156. https://dx.doi.org/10.36835/al-irfan.v2i2.3589
Nata, A. (2001). Metodologi Studi Islam. Raja Grafindo Persada.
Pajarianto, H., Pribadi, I., & Sari, P. (2017). Tolerance between religions through the role of local wisdom and religious moderation. HTS Teologiese Studies/Theological Studies, 78(4), 1–8.
Rachman, N. A. (2022). Myths-Based Local Wisdom in Rural Community Myths-Based Local Wisdom in Rural Community Introduction. Ethical Lingua, 9(2), 149–157. https://doi.org/10.30605/25409190.382
Rahman, F. (1999). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. The University of Chicago Press.
Rifai, M. A. (2007). Manusia Madura: Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya. Pilar Media.
Roibin, R. (2010). Agama dan Mitos: dari imajinasi kreatif menuju realitas yang dinamis. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 12(2), 85–97. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.445
Rozi, S., & Taufik, Z. (2020). Adaptation of Religion and Local Wisdom in Global Environmental Issues in Indonesia. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya, 3(2), 191–203. https://doi.org/10.15575/rjsalb.v4i3.9593
Sadewo, F. X., Artono, M., Legowo, M., & Maliki, Z. (2017, October). Local Wisdom in the Plurality of Religious Life: Lessons from Tenggerese. In Social Sciences, Humanities and Economics Conference (SoSHEC 2017) (pp. 107-110). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/soshec-17.2018.21
Saputra, R., Rusli, R., Mardiah, A., & Hidayat, A. W. (2021). Islam Normatif dan Islam Historis. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama, 22(2), 166–179.
Shihab, M. Q. (2005). Logika Agama: Posisi Wahyu dan Batasan Akal dalam Islam. Lentera.
Shihab, M. Q. (2007). Membumikan al-Qur’an; Fungsi dan Peranan Wahyu dalamKehidupan Masyarakat. Mizan.
Siti, I., Maulida, R., Effendi, M. R., & Senjiati, I. H. (2022). Local Wisdom of Religion, Culture and Economy of the Community of Kampung Dukuh, Garut, West Java. Influence: International Journal of Science Review, 4(2), 260–273.
Smith, G. (1997). Carok Violence in Madura, From Historical Conditions to Contemporary Manifestations. Folk: Journal of the Danish Ethnographic Society, 39(2), 58.
Smith, W. C. (1991). The Meaning and End of Religion. Fortress Press.
Supratman, M. T., & Linarsih, Y. (2021, October). The Form of Culture in Parébhâsan (a Genre of Oral Literature) Madura. In 1st UMGESHIC International Seminar on Health, Social Science and Humanities (pp. 80-83). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/assehr.k.211020.015
Syam, N. (2007). Madzhab-Madzhab Antropologi. LKiS.
Takdir, M. (2018). Potret Kerukunan Berbasis Kearifan Lokal: Implementasi Nilai-Nilai Harmoni dalam Ungkapan“Rampak Naong Bringen Korong” dalam Kehidupan Masyarakat Madura. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 16(1), 73. https://doi.org/10.18592/khazanah.v16i1.2057
Wahab, Khairiansyah, H., & Misridah. (2020). Local Wisdom-based Character Values in Millennial Madurese Community: A Study of Molothen Traditions. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1). https://doi.org/10.14421/jpi.2020.91.57-77
Wiyata, A. L. (2002). Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura. LKiS.
Wiyata, A. L. (2003). Madura yang Patuh: Kajian Antropologi Mengenai Budaya Madura. CERIC-FISIP UI.
Zubairi, A. D. (2013). Rahasia Perempuan Madura: Esai-Esai Remeh Seputar Kebudayaan Madura. al-Afkar Press.
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v26i1.25398
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |