Kontribusi “Pemmali” Tanah Bugis bagi Pembentukan Akhlak

Muhammah Rusli, Rakhmawati Rakhmawati

Abstract


Pemmali culture has firmly staked in Bugis cultural traditions through speech and is believed to shape children’s morals to anticipate the negative effect of the surroundings. Parents introduced pemmali to their children from an early age before they get formal education. Selection of appropriate phrases or sentences easily understood by younger children is the key for parenting success in transmitting noble values. An easy word, for instance, ulcers, worms, bad luck, insurgent, hit by something or kidnapped by demon, lack of sustenance, orphaned, struck by lightning, do not get a mate, and the other can affect children’s way of thinking so that they accept their parent’s advice. The consequence of pemmali is very effective in influencing the thinking and behavior of Bugis children to adulthood. Pemmali reflects noble values inherited from generation to generation. It contains the value of prudence warns for the children to act, customary manners in daily life; appreciating parents, teachers, and human beings; managing time, building mental and physical health and creativity of the children, and others. The concept of pemmali is a main choice for Bugis parents to anticipate the negative effects of globalization era. It expresses the local values as part of national culture.

 

Budaya pemmali telah mengakar dalam tradisi suku Bugis melalui budaya tutur dan diyakini mampu membentuk akhlak anak serta mengantisipasi pengaruh negatif lingkungannya. Pemmali diperkenalkan orang tua Bugis kepada anak-anaknya sejak dini sebelum mereka mengenal dunia pendidikan formal. Pemilihan kata atau kalimat yang pas dan mudah dipahami anak usia dini merupakan kunci kesuksesan orang tua Bugis dalam mewariskan nilai-nilai luhur dan akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Kata bisulan, cacingan, celaka, durhaka, ditabrak atau diculik setan, kurang rezeki, orang tua meninggal, disambar petir, tidak mendapatkan jodoh, dan lainnya merupakan kata yang
mudah mempengaruhi cara berpikir mereka sehingga mau menerima nasehat orang tuanya. Konsekuensi pemmali sangat efektif mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak Bugis sampai dewasa. Sebagai budaya, pemmali syarat akan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun temurun. Di dalamnya terkandung nilai kehati-hatian bagi anak dalam bertindak, adat sopan santun dalam menjalani kehidupan sehari-hari; penghargaan kepada orang tua, guru, dan sesama manusia; manajemen waktu, membangun kesehatan mental, fisik dan kreatifitas anak, dan lainnya. Kini konsep pemmali menjadi pilihan utama orang tua Bugis dalam mengantisipasi derasnya pengaruh negatif era globalisasi pada anaknya. Ini merupakan ekspresi kearifan lokal sebagai bagian budaya nasional.


Keywords


ethnic culture, local values, Bugis, moral

Full Text:

PDF

References


Abdullah, Hamid, 1985. Manusia Bugis Makassar – Suatu Tinjauan Historis terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis Makassar, Jakarta: Inti Idayu Press.

Abdullah, Irwan, dan Ibnu Majid, 2008. Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Cet. II; Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM dan Pustaka Pelajar.

Budiman, Hikmat dan Mochammad Nurkhoiron, 2005. Hak Minoritas – Dilema Multikuralisme di Indonesia. Jakarta: Yayasan Interseksi/The Interseksi Foundation.

Ghazali, Adeng Muchtar, 2011. Antropologi Agama – Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Cet. I; Bandung:

Alfabeta.

Hamid, Abu, 2005. Siri & Pesse’- Harga Diri Manusia Bugis, Makassar, Mandar, Toraja. Cet. II; Makassar: Pustaka Refleksi.

Mahmud, A. Hasan, 1994. Silasa – Kumpulan Petua Bugis – Makassar. Jakarta: Bakti Centra Baru.

Mattulada, 1995. Latoa – Suatu Lukisan Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Cet. II; Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.

Nuh, Nuhrison M, 2005. Menelusuri Kearifan Lokal di Bumi Nusantara – Catatan Perjalanan dan Hasil Dialog Antar Pemuka Agama Pusat dan Daerah. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama.

Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Terjemahan oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Cet. I; Nalar bekerjasama dengan Forum Jakarta-Paris, EFEO.

Rahim, A. Rahman, 1992. Nilai-nilai Utama Kebudayan Bugis. Cet. III; Ujung Pandang: Hasanuddin Press.

Sedyawati, Edi, 2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v15i1.2670

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang