Pola Komunikasi dan Stratifikasi dalam Budaya Tutur Masyarakat Gayo
Abstract
Tutur merupakan sistem panggilan atau bentuk sapaan yang ada dalam masyarakat Gayo. Pembagian bentuk tutur berkaitan erat dengan sistem kekerabatan atau bentuk keluarga dalam masyarakat Gayo. Karena itu tutur merupakan jalur penghubung untuk menguatkan ikatan kekerabatan dalam suatu keluarga dan kampung. Pemakaian bentuk tutur yang digunakan, bergantung kepada kedudukan atau stratifikasi dalam jalur kekerabatan dari lawan tutur yang dihadapi penutur. Dalam tutur juga tergambar cara dan sikap kesantunan berbahasa dari penutur terhadap lawan tuturnya, yang disebut dengan etika komunikasi. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan pola komunikasi dalam masyarakat Gayo yang disebut dengan tutur dan hubungannya dengan stratifikasi atau hirarki dalam sistem kekerabatan serta nilai-nilai etika komunikasi Islam yang terkandung dalam tutur.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ak, M. (2009). Tutur dan keharmonisan dalam rumah tangga. Tabloid Ara News, Edisi 01-Tahun Ke-1.
Al-Gayoni, Y. U. (2009). Tutur Gayo. Jakarta: Rumah Center Gayo.
Baihaqi, A. K., et al. (1981). Bahasa Gayo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Elly, R. (2000). Geografi dialek bahasa Gayo di Kecamatan Bebesen [Undergraduate thesis, Fakultas Sastra USU]. Medan.
Hakim, A. R. (1993). 1001 petatah petitih Gayo. Takengon: Panitia Penerbitan Buku Adat dan Budaya Gayo.
Hakim, A. R. (1998). Hakikat nilai-nilai budaya Gayo. Takengon: Mada University Press & Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah.
Hakim, A. R. (2001). Daur hidup Gayo. Takengon: Pemerintah Daerah Aceh Tengah.
Hanafiah, S. (1984). Sastra lisan Gayo. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ibrahim, M. (2007). Mujahid dataran tinggi Gayo. Takengon: Yayasan Maqamamahmuda Takengon.
Kholil, S. (2007). Komunikasi Islam. Bandung: Citapustaka Media.
Malatoa, M. J. (1982). Kebudayaan Gayo. Jakarta: Balai Pustaka.
Malatoa, M. J. (2006). Kebinet dalam sastra Gayo. Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi: Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sufi, R., et al. (2004). Keanekaragaman suku dan budaya di Aceh. Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Syamsuddin, T., et al. (1979). Sistem gotong royong dalam masyarakat pedesaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Thantawy, R. (2001). Kamus bahasa Indonesia-Gayo. Jakarta: Balai Pustaka.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2779
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |
