Sikap Masyarakat Madura terhadap Tradisi Carok: Studi Fenomenologi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Madura
Abstract
This paper describes personal and communal attitudes of Maduranese towards carok and the reasons of existing carok. The study’s approach is descriptive involving 195 Maduranese. Observation, questionnaire, and interview were implemented to collect data. Result of analysis shows 4 personal attitudes toward carok as follow: 75% accept that they are not intend to do carok, 60% accept that they will not do carok in any reason, 77.38% accept to solve all cases wisely without doing carok, and (4) 77.40% will not do carok because of being obedient to state and religious rules. While 5 Maduranese communal attitudes toward carok involve: 64.16% accept that carok is not Madura tradition, 81.11% accept that Madura community love peace, 86.11% agree that carok does not represent Maduranese, 82.44% agree that carok is bad rules, and 76.11% accept to solve all cases wisely without carok. It is also concluded that the motivation of carok are women, misunderstanding, inheritance, belief, theft, and debt problems.
Studi ini bertujuan mendeskripsikan sikap individu dan kelompok orang Madura terhadap tradisi carok serta alasan-alasan terjadinya carok. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan subyek berjumlah 195 orang. Instrumen yang digunakan adalah pengamatan, angket, dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 4 sikap individu terhadap carok meliputi 75% tidak senang memiliki tradisi carok, 60% tidak melakukan carok, 77,38%, menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok, dan 77,40 tidak melakukan carok karena taat terhadap hukum negara dan agama. Sedangkan 5 sikap kelompok orang Madura terhadap carok meliputi: 64,16% menerima aarok bukanlah budaya orang Madura, 81,11% menyatakan masyarakat Madura cinta damai, 86,11% menyatakan carok tidak mewakili orang Madura, 82,44% menerima carok merupakan perbuatan keji dan melanggar hukum, dan 76,11% menyatakan akan menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok. Selain itu, ditemukan bahwa motif-motif terjadinya carok adalah karena wanita, kesalahpahaman, warisan, keyakinan, pencurian dan) hutang piutang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Berg, B. L. 1989. Qualitative Research Method for Social Sciences, Boston. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Bogdan, R.C. and Biklen, S.K. 1998. Third Edition. Qualitative Researcanh for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Massachusetts: Allyn and Bacon.
De Jonge. 1989. Madura Dalam Empat Zaman: Pedagang, Pekembangan Ekonomi dan Islam, Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: Gramedia.
De Jonge Huub (eds.).1995. Across Madura Stiwt, KITIV Press: Leöden.
Giring. 2004. Madura di mata Dayak: dari konflik ke rekonsiliasi. Edisi pertama. Ypgyakarta: Galang Press.
Imron, D. Z, 1986. Menggusur Carok , Surabaya: Harian Memorandum.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, (Ed-3) Jakarta: Balai Pustaka.
Koentjaraningrat, 1981. Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat, 1989. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia
Marsuki. 2003. The Representation of Cooperative Principle in Earnest Miller Hemingway’s The Sun Also Rises. Malang: Unpublished Thesis, PPS Universitas Negeri Malang.
Meuko, N. E dan Mawardi A. 2006.Tragedi Klebun Berebut Percaton. Majalah Tempo 23 Juli 2006.
Moleong, L. J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/28/8 2012-kasus- sampang-- cinta-segitiga- berakhir-seteru
http://www.berita8.com/read/2009/03/18/2/9396/Kasus-Carok- Meningkat-Di- Madura
Tempo Interaktif, 2006.
Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E. 1995. Introduction, In van Dijk et al. (Eds), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, pp. 1-6.
Wiyata, A. L, 2006. Carok, Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v17i1.3086
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |