Islam dan Seksualitas: Bias Gender dalam Humor Pesantren
Abstract
Humor becomes an important part in institutionalizing the culture of pesantren. Yet, the humor in pesantren often ignores the values that respect gender equality. Understanding Islam pesantren patriarchy becomes the root for establishing the themes of humor that exploit women’s bodies and sexuality. Study of humor and sexuality in pesantren in Indonesia are still unnoticed. This study used a qualitative research approach with a feminist analysis in pesantren Priangan West Java. The results of this study showed that Islam patriarchy in pesantren institutionalized within the themes of humor created by kiai, teachers, and students in pesantren. As the implication, humor in pesantren contains the values and ideology of gender bias in the form of stereotyping, objectification, and the domestication of women. Dominant objects in pesantren humor are the body and female sexuality. The body becomes the center of worship and praise despite the epicenter definition, identity, and control on women by men.
Humor menjadi bagian penting dalam pelembagaan budaya pesantren. Akan tetapi humor-humor di pesantren sering mengabaikan nilai-nilai yang menghargai kesetaraan gender. Pemahaman Islam pesantren yang patriarki menjadi akar pembentukan tema-tema humor yang mengeksploitasi tubuh dan seksualitas perempuan. Kajian humor dan seksualitas di lingkungan pesantren di Indonesia termasuk yang luput dari perhatian. Kajian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis feminis di pesantren Priangan Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa patriarkisme Islam pesantren terlembagakan dalam tema-tema humor yang dibuat kiai, guru, dan santri di pesantren. Implikasinya humor-humor di lingkungan pesantren mengandung tata nilai dan ideologi bias gender berupa stereotip, objektifikasi, dan domestifikasi perempuan. Objek yang dominan humor di pesantren yaitu tubuh dan seksualitas perempuan. Tubuh menjadi pusat puja dan puji, tetapi menjadi episentrum pendefinisian, pemberian identitas, dan kontrol pada perempuan yang dilakukan laki-laki.
Keywords
References
Anshari, Dadang S (Ed.) dkk. 1997. Membincangkan Feminisme, refleksi muslimah atas peran sosial wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.
Bastcom Barudak Santri Comedi, 2010. Humor-Humor Pesantren. Tasikmalaya: Pesantren Miftahul Huda.
Bruinessen, Martin Van. 1994. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.
Carson, Fiona. 2010. Feminisme dan tubuh, dalam Sarah (Ed.) Pengantar Mehamami Feminisme dan Postfeminisme (pp. 147-162). Jogyakarta: Jalasutra.
Crawford, Mary. 2003. Gender and humor in social context. Journal of Pragmatics 35(9), 1413–1430.
Gilbert, Joanne. R. 2004. Performing Marginality: Humor, Gender, and Cultural Critique, Wayne State University Press.
Gunning, Barbara L., 2001. The role that humor plays in shaping organizational culture, Theses and Dissertations. Paper 1568. The University of Toledo.
Hasyim, Syafiq. 2010. Bebas Dari Patriakhisme dan Islam. Jakarta: Kata Kita.
Hughes, Christina. 2002. Key Concepts in Feminist Theory and Research. SAGE Publications London: Thousand Oaks.
Jackson, Stevi. 2009. Membentuk Teori Gender dan Seksualitas, dalam Pengantar Teori-Teori Feminis Kontemporer (pp. 21-55). Bandung: Jalasutra.
Marhumah, Ema. 2015. The roots of gender bias: misogynist hadiths in pesantrens. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies 5(2), 283-304.
Mughits, Abdul. 2008. Kritik Nalar Fiqh Pesantren, Jakarta: Prenada Media Group.
Reinharz, Shulamit. 2005. Metode-metode feminis dalam Penelitian Sosial. Terj. Lebona Rahman. Jakarta: Women Research Institut.
Talbot, Mary M. 2010. Feminisme dan Bahasa, dalam Sarah Gamble (Ed.) Pengantar Mehamami Feminisme dan Postfeminisme (pp. 177-186). Jogyakarta: Jalasutra.
Tohir, AM. 2007. Pernak-Pernik Bahasa Sunda: Pamekar Bahasa Sunda, Bekel Pangjajap Acara, Upacara Akad Nikah. (ed. 2). Tasikmalaya: Pesantren Miftahul Huda.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v19i1.3914
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |