Islamisasi Metode Berpikir: Sebuah Pemikiran Awal
Abstract
Not a few campus communities, either within the Ministry of Religious Affairs or the Ministry of National Education, who have not or deliberately failed to understand the necessity of Islamization of science. In fact, in the world of global science, many scholars believe that since the last half of the twentieth century it is a revival of Islam (the renaissance of Islam) which is at least characterized by the rise of the Islamization of science, economics, social, politics and so on. Methods of thinking and research methods are the foundation of the development of science, then both are actually an applicative form of the whole paradigm and the world view of the flow of knowledge. Islamization of thinking methods has duality characteristics, Mutawassith characteristics, and formulative characteristics. The research methods developed in both classical and modern Islamic times need to be reconstructed to give birth to the methods expected in Islam. For that reason, it takes dialogue simultaneously to contribute greatly to the creation of an Islamic civilization.
Tidak sedikit masyarakat kampus, baik di lingkungan Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional, yang belum atau sengaja tidak memahami perlunya Islamisasi ilmu pengetahuan. Padahal, di dunia ilmu pengetahuan global, banyak pakar meyakini bahwa sejak paruh terakhir abad ke- 20 merupakan kebangkitan kembali Islam (the renaissance of Islam) yang setidaknya ditandai dengan timbulnya semangat Islamisasi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Metode berfikir dan metode penelitian merupakan tumpuan dari pengembangan ilmu pengetahuan, maka keduanya sesungguhnya merupakan bentuk aplikatif dari seluruh paradigma dan world view aliran ilmu pengetahuan. Islamisasi metode berfikir memiliki karakteristik dualitas, karakteristik Mutawassith, dan karakteristik formulatif. Baik metode penelitian yang dikembangkan dalam Islam era klasik maupun modern perlu direkontruksi untuk melahirkan metode yang diharapkan dalam Islam. Untuk itu diperlukan dialog secara simultan untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap terciptanya peradaban yang Islami.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, A, 1969. Mukti. Etika Agama dalam Pembentukan Keperibadian Nasional dan Pemberantasan Kemaksiatan dari Segi Agama Islam (Cet. I; Yogyakarta: Yayasan Nida)
Ali, A, 1991, “Metodologi Umu Agama Islam,” dalam Taufik Abdullah dan Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama: Sebuah Pengantar (Cet. Ill; Yogyakarta: Tiara Wacana).
Capra, Fritjof , 1997 “Science, Society and the Rising Culture”, diterjemahkan M. Thoyibi dengan judul, Titik Balik Peradaban Sains, Masyarakat, dan Kebangkitan Kebudayaan (Cet. I; Yogyakarta; Yayasan Bentak Budaya).
Mulkhan, Munir, 1994. Paradigma Intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah (Yogyakarta: Sipress)
Muzani, Saiful, 1995. Islam rasional: Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Naution (Cet. I; Bandung: Mizan)
Nasution, Hanin. 1986. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, Analisa Perbandingan (Cet. V; Jakarta: UI Press).
Qardhawi, Yusuf, 1993 .“Kaifa Nata’ammal Ma’a al-Sunnah al- Nabawiyyah,” diterjemahkan oleh Muhammad al-Bakir dengan judul, Bagaimana MemahamiHadis Nabi saw. (Cet. II; Bandung: Penerbit Kharisma).
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v4i2.4631
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |