Kehadiran Kyai Independen dalam Dinamika Sosial-Politik: Telaah Peran Kyai dalam Merespon Perpolitikan Era Reformasi
Abstract
Actually there are some people expect the position and role of independent standing kyai do not participate in practical political activities, not contaminated by frenzied and hot politics. The presence of kyai is expected to provide coolness and peace and cool the heat of political flow. Besides, it is also a force of politics and government life in Indonesia. This paper describes the variations and typology of kyai, and the relationship between religion and politics. Kyai uamh join the flow of politics is always suspected by groups that are not in line with it. The independent kyai that is not contaminated by politics is always waiting for the community. The kyai's decision to engage in politics or not is basically meant to build a just and prosperous community.
Sebenarnya ada sebagian masyarakat mengharapkan posisi dan peran kyai berdiri independen tidak ikut dalam kegiatan politik praktis, tidak terkontaminasi oleh hingar-bingar dan panasnya perpolitikan. Kehadiran kyai ini diharapkan dapat memberikan kesejukan dan kedamaian serta mendinginkan panasnya arus politik. Selain itu juga menjadi force kehidupan perpolitikan dan pemerintahan di Indonesia. Tulisan ini menjabarkan mengenai variasi dan tipologi kyai, serta hubungan antara agama dan politik. Kyai uamh ikut arus politik selalu dicurigai oleh kelompok yang tidak sejalan dengannya. Adapun kyai independen yang tidak terkontaminasi politik selalu dinantikan masyarakat. Keputusan kyai untuk terlibat politik atau tidak pada dasarnya dimaksudkan untuk membangun umat yang adil dan makmur.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azyumardi, 1996, Pergolakan Politik Islam, Dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post Madernisme, Paramadina, Jakarta.
Bambang Trim (ed), Aa Gym Apa Adanya: Sebuah Qalbugrafi, MQ Publishing, Bandung, 20Q3.
Dhofier, Zamaksyari, 1994, Tradisi Pesantren, Jakarta, LP3ES.
Dirdjosanjoto, Pradjarta, 1994. Memelihara Umat, Kyai diantara usaha pembangunan dan mempertahankan identitas lokal di daerah Muria, Amsterdam: VU University Press.
Geertz, Clifford, 1981, Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Terj. Aswab Mahasin., Jakarta: Pustaka Pelajar
Hartono & Zulfidar, 2403, Bala Kyai dipertuhankan, membedah sikap beragama NU, Pustaka a1-Kausar, Jakarta.
Horikosi, H., 1987, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta, P3M.
Kuntowijoyo, 1997, Identitas Politik Umat Islam, Bandung, Mizan
Noer, Delliar, 1989, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 Jakarta, LP3ES
Wahid, Abdurrahman, 1988, Pesantren Sebagai Sub Kultural; Dalam Pesantren dan Perubahan Sosial, Jakarta, LP3ES.
Ziemek, 1986, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta, P3M.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v6i2.4676
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |