Menimbang Nasib Perempuan dalam Agama & Feminisme
Abstract
Perlakuan tidak manusiawi terhadap sesama, bagaimanapun tidak bisa dibiarkan. Tindak kekerasan, pelecehan seksual, dan ketidakadilan terhadap perempuan yang berlaku sepanjang kurun tidak lagi sesuai dengan HAM, dan tuntutan perkembangan tingkat kesadaran, pendidikan yang tidak lagi mengenal batas gender, bahkan agama Allah Swt yang diturunkan demi kebebasan manusia dari berbagai belenggu yang memasung fitrah. Tulisan ini mengangkat tentang perlakuan kekerasan pada perempuan dengan membahasnya melalui beragam perspektif. Mengapa kekerasan terhadap perempuan bisa terjadi, apa faktor di balik itu? Banyak faktor atau motif yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan. Faktor budaya, sosial, politik, ideologi, ras, etnis, agama, bahkan pandangan bias gender bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan. Upaya pembebasan perempuan yang dilakukan para feminis Indonesia, bisa dikatakan sangat mulia. Sungguhpun begitu faktor sosial budaya timur yang religius perlu dipertimbangkan. Bagaimanapun lahimya feminisme Barat yang menjadi panutan, tidak bebas dari muatan nilai sosiologis, budaya, ideologi, filsafat yang lahir di sana. Dengan demikian tidaklah bijak, jika feminisme Indonesia menggunakan paradigma, atau ideologi femnisme Barat dalam menawarkan solusi terbaik untuk perempuan bangsa-bangsa Timur-khususnya Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Fakhr al-Razi. (n.d.). Al-Tafsir al-Kabir ‘aw Mafatih al-Ghaibi (Vol. 5). Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah.
Alusi, Ruh. (1986). Al-Ma‘ani fi al-Tafsir al-Qur’an ‘an al-Azhim.
Audah al-Khatib, Umar. (n.d.). Al-Mas’alah al-Ijtima’iyah baina al-Islam wa al-Nudhum al-Ijtima’iyah. Suria: Mu’assasah al-Risalah.
Budiman, A. (1982). Pembagian kerja secara seksual. Jakarta: Gramedia.
Echols, J. M., & Shadily, H. (1995). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Fakih, M. (1997). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hornby, A. S. (1989). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (4th ed.). Oxford: Oxford University Press.
Ilyas, Y. (1998). Feminisme dalam kajian tafsir al-Qur’an: Klasik dan kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Imam Bukhari, Muslim, & Tirmidzi. (n.d.). Hadith collections.
Imarah, M. (1996). Al-Tafsir al-Markisy li al-Islam. Kairo: Dar al-Syurq.
Megawangi, R. (1999). Membiarkan berbeda? Sudut pandang baru tentang relasi gender. Bandung: Mizan.
Muhammad al-Husain al-Thusi, Abi Ja‘far. (n.d.). Al-Tibyan fi Tafsir al-Qur’an (Vol. 3). Beirut: Dar ‘Ihya’ al-‘Arabi.
Muhammad bin ‘Umar al-Makhsyari al-Khawarizmi, Abu. (n.d.).
Neuveldt, V. (Ed.). (1984). Webster’s New World Dictionary. New York: Webster’s New World Cleveland.
Quraish Shihab, M. (1998). Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Rasyid Ridla, M. (1367 H). Tafsir al-Manar. Kairo: Dar al-Manar.
Ritzer, G. (1980). Sociology: A multiple paradigm science. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Syari‘ati, A. (1992). Al-insan wa al-Islam. Beirut: Dar al-Raudlah Litthab‘ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi‘.
Syari‘ati, A. (1993). Al-insan wa al-Sab’i al-Matsani (Vol. 3). Beirut: Dar al-Fikr li al-Thab‘ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi‘.
The New Britannica Encyclopedia. (1995). Encyclopaedia Britannica (Vol. 5).
Tierney, H. (Ed.). (1999). Women’s Studies Encyclopedia (Vol. 1). New York: Greenwood Press.
Webster’s World University Dictionary. (1965). Washington, D.C
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v3i1.4711
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |