Agama dan Ritual Slametan: Deskripsi-Antropologis Keberagamaan Masyarakat Jawa
Abstract
Substantially, the core of religious belief is believing God as being transcendental, sacred, pure, above everything related to the Almighty. Functionally, the core of religious belief is an effort to handle life problems: existential problems. Religion always leads to goodness physically and spiritually. However, the followers of religion do not always do it. Diversity thought in a religion using charity done by its followers always colors tire practice of the social diversity. It might be caused by a misinterpretation to the doctrine or certain vested interests often happened in the political life. In fact, this is the reality happened in the religious life of our society. "Religious ambiguity" appears in "slametan" becoming tire tradition of our society, especially Javanese. "Slametan" presents symbolism that needs more explanation to be rightly understood. "Sega golong", "manungsa",and "pecel pitik" are symbolizing for nine orifices, "manunggal ing rasa", and an effort to get goodness.
Secara substansial, inti keyakinan religius adalah mempercayai Tuhan sebagai transendental, sakral, murni, di atas segala hal yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Secara fungsional, inti keyakinan religius adalah upaya untuk mengatasi masalah hidup: masalah eksistensial. Agama selalu mengarah pada kebaikan jasmani dan rohani. Namun, para penganut agama tidak selalu melakukannya. Keragaman pemikiran dalam sebuah agama yang menggunakan amal yang dilakukan oleh para pengikutnya selalu mewarnai praktek ban dari keanekaragaman sosial. Hal itu mungkin disebabkan oleh salah tafsir terhadap doktrin atau kepentingan tertentu yang sering terjadi dalam kehidupan politik. Padahal, inilah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan religius masyarakat kita. "Ambiguitas religius" muncul dalam "slametan" menjadi tradisi ban masyarakat kita, terutama orang Jawa. "Slametan" menyajikan simbolisme yang membutuhkan penjelasan lebih banyak agar dipahami dengan benar. "Sega golong", "manungsa", dan "pecel pitik" melambangkan sembilan lubang, "manunggal ing rasa", dan usaha untuk mendapatkan kebaikan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Mawardi, Muhammad ibn Habib al-Bashri. 2003. Adab al-Dun ya wa alDin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah .
Abdullah, Taufik. (Ed.).1991. Sejarah Umat Islam Indonesia. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia.
Ali, Yunasril. 1997. Manusia Citra Ilahi Pengembangan Konsep Insan Kamil IbnArabi oleh al-Jilli. Jakarta: Paramadina.
Durkheim, Emile. 1995. the Elementary Forms of Religious Life. Terj.Karen E Fields. London: The Free Press.
Ernst, Carl W. 2003. Ajaran dan Amaliyah tasawuf. Terjemahan oleh Arif Anwar. Yogyakarta: Pustaka Sufi.
Geert, Clifford. 1960. Religion of Java. Glencoe: The Free Press.
Hilmi Masdar. 1994. Islam and Javanese Aculturation. Canada: Thesis Magister of McGill University.
Kamajaya, Harkono. 1995. Kebudayaan Jawa: Perpaduan dengan Islam. Yogyakarta: Ikatan Penerbit Indonesia.
Koentjaraningrat. 1984 .KebudayaanJawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Mulkhan, Abdul Munir. 2002. Syekh Siti Jenar Pergumulan Islam-Jawa. Jogjakarta: Bentang Budaya.
Nakamura, Mitsuo. 1983. The Crescent Arises over the Banyan Tree: a Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nur Syam. 2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LKiS.
Peacock, J.L. 1978. Muslim Puritans: Reformist Psychology in Southeast Asian Islam. Berkeley: University of California Press.
Quraish Shihab. 1997. WawasanAl;Qur'an. Bandung: Mizan.
Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama. Bandung: Mizan.
Simuh. 1988, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Rangga Warsita. Jakarta: UI Press.
Simuh. 1997. Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Simuh. 2002. Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Yogyakarta: Bentang.
Suseno, Franz Magnis. 2003. Etika]awaAnalisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.
Suyono, Capt. R.P. 2007. Dunia Mistik Orang Jawa. Yogyakarta: LKiS. Teichman, Jenny. 2003. Etika Sosial. Terj. A. Sudiarja, SJ. Yogyakarta: Kanisius.
Veeger, K.J. 1993. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia.
Walbriudge, John. 1992. The Science of Mystic Lights. Harvard: Harvard University Press.
Weij, P.A. van der. 1988. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia. Terj. K. Bertens. Jakarta: Gramedia.
Zaehner, R.C. 2004. Mistisisme Hindu Muslim. Terj. Suhadi. Yogyakarta: LKiS.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v10i3.4758
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |