Understanding Hadrah Art as The Living Al-Qur’an: The Origin, Performance and Worldview
Abstract
This article explores hadrah art in Lampung. Hadrah art actually becomes the most played religious music art among Indonesian Muslim in various areas. It focuses on the doctrinal basis of hadrah believed by Indonesian Muslim. By explaining the origin of the hadrah, its performances, tools and poems sung, with the living Qur’an concepts and interpretivism perspective, I found that hadrah is usually performed in religious rituals, then it is always contextual and connotative. Hadrah for Indonesian Muslim can be understood as the living Qur’an phenomenon because the underlying doctrine is shalawat from the Qur’an. As one of the phenomena of the living Qur’an, hadrah group, essentially, is reciting poems praising Allah and the Prophet of Muhammad, and they believe that it is as a command of the Qur’an. Thus, there has been acculturation between the teachings of the Qur’an with the local culture of society.
Artikel ini membahas tentang seni hadrah di Lampung. Seni hadrah sebenarnya menjadi seni musik religius yang paling banyak dimainkan di kalangan Muslim Indonesia di berbagai wilayah. Artikel ini fokus pada dasar doktrinal hadrah yang diyakini oleh Muslim Indonesia. Dengan menjelaskan asal mula hadrah, pertunjukannya, alat-alatnya dan puisi-puisinya yang dinyanyikan, dengan menggunakan kerangka konsep Al-Qur’an yang hidup dan perspektif interpretivisme, terungkap bahwa hadrah biasanya dilakukan dalam ritual keagamaan, lalu selalu bersifat kontekstual dan konotatif. Hadrah bagi Muslim Indonesia dapat dipahami sebagai fenomena Al-Qur’an yang hidup, karena doktrin yang melandasinya adalah shalawat dari Al-Qur’an. Sebagai salah satu fenomena dari Al-Qur’an yang hidup, kelompok hadrah, pada dasarnya, melantunkan puisi yang memuji Allah dan Nabi Muhammad, dan mereka percaya bahwa itu adalah sebagai perintah Al-Qur’an. Dengan demikian, telah terjadi akulturasi antara ajaran Al-Qur’an dengan budaya masyarakat setempat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, Irwan. 2010. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahimsa-Putra, Heddy. 2012. “The Living Qur’an: Beberapa Perspektif Antroplogi.” Walisongo, 20(1), 235-260.
Al-Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid: Esensi dan Ekspresi Estetika Islam. Yogyakarta: Bentang.
Alatas, Ismail Fajrie. 2010. Menjadi Arab: Komunitas Hadrami, Ilmu Pengetahuan Kolonial & Etnisitas, L.W.C van den Berg, transl. Rahayu Hidayat. Depok: Komunitas Bambu.
Azra, Azyumardi. 2002. Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal. Bandung: Mizan.
Azra, Azyumardi. 2007. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Berg, L.W.C van den. 2010. Orang Arab di Nusantara. Transl. Rahayu Hidayat. Depok: Komunitas Bambu.
Danesi, Marcel. 2004. Messages, Signs, and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory. Toronto: Canadian Scholars’ Press Inc.
Dillistone, F.W. 2002. The Power of Symbols. Transl. A. Widyamartaya. Yogyakarta: Kanisius.
During, Jean, Max Peter Baumann, Mariane Brocker, Linda Fujie. 2010. Hearing and Understanding in Islamic Gnosis. The World of Music 52 (1/3), 552-562.
Esposito, John L (ed.). 2014. The Oxford Dictionary of Islam. London: Oxford University Press.
Fattah, Munawir Abdul. 2008. Tradisi Orang-Orang NU. Yogyakarta: LKiS.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Culture. New York: Basic Book, Inc Publishers.
Gribetz, Arthur. 1991. The Sama’ Controversy: Sufi vs Legalist. Studia Islamica 74, 43-62.
Hadi W.M. Abdul. 2004. Islam dan Seni di Indonesia. Jurnal Lektur Keagamaan 2 (2).
Harnish, David D., dkk. 2011. Divine Inspirations: Music & Islam in Indonesia. Diedit oleh David D. Harnish dan Anne K. Rasmussen. New York: Oxford University Press.
Idris, As. Rakhmad. 2014. Mawlid Syarafal Anam: Identitas Sufi dalam Puisi Arab Klasik. Dalam Bunga Rampai Penelitian Bahasa dan Sastra, diedit oleh Bambang Kartono, Hasnawati Nasution, Kiki Nur Zakiah dan Sustiyanti, 305-323. Bandar Lampung: Kantor Bahasa Provinsi Lampung.
Iswanto, Agus. 2015. Fungsi Seni Hadrah pada Masyarakat Lampung. Jurnal Bimas Islam, 8 (2), 321-350.
Johns, A.H. 1993. Islamization in Southeast Asia: Reflections and Considerations with Special Reference to the Role of Sufism. Southeast Asian Studies, 31 (1).
Kaptein, N. 1993. The Berdiri Mawlid Issue among Indonesian Muslim in the Period from Circa 1875-1930. Bijdragen tot de Taal-, Lan- en Volkenkunde 149 (1), 124-153.
Kaptein, N. 1994. Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW: Asal Usul dan Penyebaran Awalnya; Sejarah di Magrib dan Spanyol Muslim sampai Abad ke-10/ke-16. Jakarta: INIS.
Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Leaman, Oliver. 2005. Estetika Islam: Menafsirkan Seni dan Keindahan. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Lewisohn, Leonard. 2008. The Sacred Music of Islam: Sama’ in the Persian Sufi Tradition. British Journal of Ethnomusicology 6, (1).
Lubis, Lailan Machfrida Hj. Mohd. Nurdin. 1996. “Kajian Perbandingan Kesenian Hadrah di Sumatera Timur dan Semanjung Malaysia.” Tesis MA, Universiti Malaya.
Munir, Misbahul. 2004. Kumpulan Qasidah Islamiyyah Terlengkap dan Terpopuler. Semarang: Binawan.
Napier, A. David. 1992. Foreign Bodies: Performance,Art and Symbolic Anthropology. Berkeley, Los Angeles, Oxford: University of California Press.
Nasr, Seyyed Hossein. 1987. Islamic Art and Spirituality. Albany. N.Y: State University of New York Press.
Notosudirdjo, Franki S. 2003. Kyai Kanjeng: Islam and the Search for National Music in Indonesia. The World of Music 45 (2).
Rasmussen, Anne K. 2005. The Arab Musical Aesthetic in Indonesian Islam. The World of Music 47 (1), 65-89.
Rasmussen, Anne K. 2010. Women, the Recited Qur’an, and Islamic Music in Indonesia. Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press.
Rasmussen, Anne K. 2001. The Qur’an in Indonesian Daily Life: The Public Project of Musical Oratory. Ethnomusiology 45 (1).
Schechner, Richard. 2003. Performance Theory. New York: Routletge Classics.
Schimmel, Annemarie. 1975. Mystical Dimensions of Islam. North Carolina: The University of North Carolina Press.
Sedyawati, Edi. (1993). Masalah Penandaan Ke-Islaman dalam Karya-Karya Seni Jawa. In Yustiono (Ed.) Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini dan Esok. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal.
Shihab, Alwi. 2001. Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia. Bandung: Mizan.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah Volume 10. Tangerang Selatan: Lentera Hati.
Shiloah, Amnon. 1997. Music and Religion in Islam. Acta Musicologica 69(2), 143-155.
Shokouhi, Mohammad Ali, Abdullah Yusof. 2013. The Influence of Islamic Culture and Holy Quran on Performing Arts: Relating to Sacred Vocal Music (Lahn). In Proceedings: The 3rd Annual International Quranic Conference. Kuala Lumpur: Centre of Quranic Research of University of Malaya.
Simatupang, Lono Lastoro. 2010. Seni dan Agama. Pembekalan Jelajah Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya, Yogyakarta, 12 Juli.
Suryadilaga, Muhammad Alfatih. 2014. Mafhum al-salawat ‘inda majmu‘at Joged Shalawat Mataram: Dirasah fi al-hadith al-hayy. Studia Islamika 21 (3), 535-578.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v21i2.7296
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |