Female Circumcision: Mopolihu Lo Limu and Mongubingo Customs in Building Leadership Behavior
Abstract
This article discusses the custom of female circumcision for the people of Gorontalo, carried out for generations. The procession of female circumcision custom process has its symbol, meaning, and purpose, that expects every circumcised girl to be a religious woman, useful for family, community, nation-state life. Besides, she is expected to have a responsible and trustworthy leader spirit. The role of women as leaders and how to behave in leadership is reflected in the custom practices of female circumcision. The results showed that in the perspective of the Gorontalo community, the female circumcision tradition is an obligation because of its values as a translation of religious importance. The persistence of Gorontalo people to always preserve this tradition is maintained, even though some scholars and communities view that female circumsicion is not a compulsory matter.
Artikel ini membahas mengenai adat khitan perempuan bagi masyarakat Gorontalo yang dilakukan secara turun temurun. Urutan prosesi adat khitan perempuan memiliki lambang, arti dan maksud tersendiri, yakni mengharapkan setiap anak perempuan yang dikhitan menjadi perempuan yang taat beragama, bermanfaat bagi kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu, mereka diharapkan berjiwa pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Peran perempuan sebagai seorang pemimpin dan bagaimana berperilaku dalam memimpin tercermin dalam tata cara adat khitan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pandangan hidup masyarakat Gorontalo, adat khitan perempuan adalah suatu kewajiban karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan penjabaran nilai-nilai agama. Keteguhan masyarakat Gorontalo untuk selalu melestarikan adat khitan perempuan tetap terjaga, meskipun dalam pandangan sebagian ulama dan sebagian masyarakat khitan perempuan bukan merupakan perkara wajib yang harus dilakukan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Affiah, N. D. 2017. Islam, kepemimpinan perempuan, dan seksualitas. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ahmad, A. Potret Khusus Perilaku Korupsi Perempuan Pemimpin Daerah. https://covesia.com/news/baca/83508/potret-khusus-perilaku-korupsi-perempuan-pemimpin-di-daerah
Amin, B. 2012. Memori Gorontalo, Teritori, Transmisi dan Tradisi. Yogyakarta: Ombak.
Amin, S. 2018. Teologi Perempuan: Menyejajarkan atau menyatukan? El Harakah, 3(1), 31-40
Arpin, A., & Haritsa, H. 2018. Penyelesaian tindak pidana melalui mediasi penal oleh masyarakat desa di kabupaten Gorontalo. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, 5(2), 44-66
Astuti, R. P. 2019. Optimalisasi pemberdayaan perempuan dalam kepemimpinan efektif. An-Nisa’, 12(1), 101-119
Botutihe, M. & Daulima, F. 2003. Tata Upacara Adat Gorontalo. Gorontalo: Galeri Budaya Daerah.
Djibu, F, Kobi, S., & Katili, L.D. 2014. Makna dan nilai tradisi mopolihu lo limu pada masyarakat Gorontalo. KIM Fakultas Ilmu Sosial, 2(3)
Geotimes. 2017. Kepemimpinan perempuan di masa kini. https://geotimes.co.id/opini/kepemimpinan-perempuan-di-masa-kini/
Inayati, I. N., Widanti, A., & Lucyati, A. 2016. Ketentuan tentang sunat perempuan dikaitkan dengan asas gender dan nondiskriminatif. Soepra, 2(1), 61-73
Isroqunnajah, I. 2008. Dorsumsisi, awal kekerasan terhadap perempuan? El Harakah (Terakreditasi), 3(1), 9-20
Jurdi, S. 2010 Sosiologi Islam & Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana.
Khatijah. 2014. Khitan Laki-Laki Dan Perempuan Perspektif Empat Mazhab dan Medis. Thesis Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau.
Khatijah. 2014. Khitan Laki-Laki dan Perempuan Perspektif Empat Mazhab dan Medis. Thesis. Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau.
Khumairo. 2019, May 6th. https//www.wartaekonomi.co.id/read226514/kepala-bappenas-tegaskan-peran-perempuan-dalam-pembangunan-indonesia.html.
Maisarah, M. M. 2015. Polemik khitan perempuan: Tinjauan dari berbagai aspek. Jurnal Al-Huda, 7, 69-96
Makmur. 2009. Teori Manajemen Stratejik dalam Pemerintahan dan Pembangunan. Bandung: Refika Aditama.
Mufidah. 2008. Perempuan dan keutuhan bangsa: Terikat atau merekat? El Harakah (Terakreditasi), 3(1), 100-111
Mustaqim, M. 2016. Konstruksi dan reproduksi budaya khitan perempuan: Pergulatan antara tradisi, keberagamaan dan kekerasan seksual di Jawa. Palastren Jurnal Studi Gender, 6(1), 89-106
Nashichuddin, A. 2010. Realitas Tradisi Khifadh di Masyarakat. Malang: UIN-Maliki Press.
Nofianti, L. 2016. Perempuan di sektor publik. Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 15(1), 51-61
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 6 tahun 2014 tentang Sunat Perempuan. 2016. Diakses dari www.kesmas.kemenkes.go.id
Poenk, S. 2016, October 3. Posisi dan Peran Perempuan dalam Pembangunan Bangsa http://rakyatbekasi.com
Prantiasih, A. 2016. Reposisi peran dan fungsi perempuan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 27(1), 1-6
Prasetya, H. A. 2019, November 16. Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas https://www.kompasiana.com/hariansyahade/5dd002dfd541df36361b7902/review-buku-islam-kepemimpinan-perempuan-dan-seksualitas
Samani, Muchlas & Harianto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tombuu, A.K. 2011. Analisis kepemimpinan transformasional terhadap kualitas perencanaan pembangunan daerah. Thesis STIA LAN Makassar.
WHO International. 1997. Types of Female Genital Mutilation. https://www.who.int/sexual-and-reproductive-health/types-of-female-genital-mutilation
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v22i1.8785
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |