ELIMINATION OF GENDER BIAS IN LEARNING ARABIC/ حذف التحيز الجنسي في اللغة العربية

Ahmad Nurcholis

Abstract


It is not always true that the Arabic language contains absolute gender bias since in fact, the balaghah study has discovered that it respects and upholds women’s dignity for sure. Na’nak confirms this in his book ‘ Al Manar Fi Ulumil Balaghah which precisely describes Arabic as a language that upholds women’s dignity instead of being rooted on gender bias. Every ‘plural’ word is mu’annast, all objects in our galaxy is mu’annast majazy and there is shurah An Nisa’ in Holy Qur’an. We must be proud of Arabic because it is used as the official language of 22 countries of Arabic Nation League, which play essential role in Moslems’ lives throughout the world who speak around 150 millions local languages in western Asia and Nothern Africa. Under the Islan influence, this language colors the languages of Persia, Turkey, Urdu, Malay, Hausa, and Swahili. Arabic contributes 40-60 percent of vocabulary into these languages, and a strong influence on their syntax, nahwu, and literary works. Arabic is spoken as the religious language of Moslems in the world as well as the language of Islamic law. Finally, this language is of Islamic culture taught throughout thousands of schools outside the Arabic world, from Sinegal through Philipines. It is used as a language of learning, literature, and thoughts in history, ethics, law, fiqh, theology, and Islamic book study.

Full Text:

PDF

References


-------. (1999). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Jurnal Perempuan. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Abdullah, F. (2002). Konsep Wawwam di Dalam Alquran (Sebuah Pendekatan Teori Medan Makna). Dalam Relasi Gender dalam Islam. Surakarta: Pusat Studi Wanita STAIN Surakarta.

Achmad, M. (2001). Bias Gender dalam Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Al-Quzwaini. (1993). Al-Idloh fi Ulum il-Balaghah. Beirut: Dar al-Jail.

Al bert C. Baugh dan Thomas Cable. (1978). A History of The English Language. Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc.

Al Quran dan Terjemahannya" Hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain (pelayan kedua tanah suci) Raja Fahd idn ’abd al ’Aziz al sa’ud. (n.d.).

Angela, G. dan L. M. P. (2000). “Lenguage and Gender.” London and New York: Routledge.

Asghar Ali, E. (2002). “Islam And Poligamy.” Dalam Musyawa: Jurnal Studi Gender Dan Islam, Vol. 1 No., 27–39.

At-Tabari. (n.d.). Jamiul Bayan. In Kairo: 1957-1969Ibnu Haldun, Muqaddimah. Beyrut: Darul Fikir, tt.

Budi, R. (2002). “Pendidikan Sekolah dan Perubahan Perempuan.” Jurnal Perempuan, No. 23. Me, 19–33.

Chusnul, H. (1996). . “Perjuangan Wanita Jawa Tengah dalam Pergerakan Nasional 1900-1945.” Dalam Lembaran Sastra No. 19, 45–59.

Elly Nur, H. (2002). “... Jangan Pojokkan Perempuan Korban Kekerasan.” Jurnal Perempuan, No.26.

Ferdinand de, S. (1998). “Pengantar Linguistik Umum.” Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Forum Kajian Kitab Kuning (FK3). (2001). Wajah Baru Relasi Suami-Istri. Yogyakarta: LKIS.

Fuji, A. (1998). Peran Wanita dalam Kesenian Minangkabau: Suatu Kajian Gender. In Makalah Simposium Internsional Ilmu-ilmu Humaniora di Yogyakarta.

Gaby, W. (2002). Apa yang Disebut Kurikulum? Jurnal Perempuan, No. 23, Me, 35–47.

Hariti, S. (2001). “Sosialisasi Pendidikan Berprespektif Gender.” Dalam Sumiyati As (ed.) Manusia dan Dinamika Budaya: Dari kekerasan sampai Baratayuda. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM bekerja sama dengan Bigraf.

Hedy Shri Ahimsa, P. (2002a). Gender dan Pemaknaannya: Sebuah Ulasan Singkat. STAIN Surakarta.

Hedy Shri Ahimsa, P. (2002b). “Masalah Gender dalam Beberapa Perspektif Antropologi Budaya.” Makalah Workshop Sosialisasi Gender Di STAIN Surakarta.

Hendarto, S. dan M. F. A. (1996). Analisis KontrastifKata Lanang dan Wadon: Suatu Kajian Sosiosemantik untuk Mengungkap Status Wanita Jawa. In Dalam Lembaran Sastra. No. 20 tahun 1996.

Husein, M. (2001). Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LKIS.

Ismail, R. A.-F. dan L. L. A.-F. (2003). Atlas Budaya Islam, penerjemah Ilyas Hasan. Bandung: Mizan.

Khaled, M. A. el F. (2004). Atas Nama Tuhan: dari Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif, Penerjemah R. Cecep Lukman Hakim. jakarta: Serambi.

Khoiruddin, N. (2002). “ Perdebatan Sekitar Status Poligami: Ditinjau dari Perspektif Syariah Islam.” Dalam Musyawa: Jurnal Studi Gender Dan Islam, Vol. 1 No., 57–87.

Leonard, B. (1970). Language. London: George Allen and Unwin Ltd.

Mahmudah. (2001). “Citra Perempuan dalam Media Masa: Upaya Peneyetaraan Gender”. Manusia dan Dinamika Budaya. (Makalah Si). Yogyakarta: Fakultas Sastra Bigraf L Publishing.

Mansoer, F. (1996). “Analisis Gender & Transformasi Sosial.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Markhamah. (2002). "Gender dalam Tradisi Selamatan pada Masyarakat Keturunan Cina di Surakarta. Laporan Penelitian Yang Dibiayai Oleh DP4M, Dirjen Dikti.

Masdar, F. M. (1993). Agama Keadilan. jakarta: P3M.

Mifedwil, J. (2000). “Islam dan Budaya Lokal.” Profetika, Vol. 2.

Muh. Yasir, A. (2002). Jenis Kelamin Tuhan. Yogyakarta: LKIS.

Muhammad, bin I. (n.d.). Badaiz Zuhur fi Waqaid Duhur. Beirut: Maktabah Saqafiyyah.

Muhammad, A. (1367). Al-Manar. Cairo: Al-manar.

Nasaruddin, U. (2001). Argumen Kesetaraan Jneder PerspektifAl Qur ’an. jakarta: Paramaida.

Nasr, H. A. Z. (n.d.). Women in the Discourse of Crisis, The Legal Research and Resource center for Human Right pages. (LRRC). Cairo, Egypt.

Nurul, A. (2002). Keterkaitan Pendidikan Formal Perempuan dan Dunia Pembangunan. Jurnal Perempuan, NO.23, 7–17.

Parwati, W. (1998). Upacara Tradisional Perkawinan Jawa, Wulang Putri, dan Kedudukan Wanita dalam Perubahan Sosial. Makalah Simposium Intemasional Ilmu-Ilmu Humaniora Di Yogyakarta.

Quraish, S. (2003). Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan KeserasianAl Qur’an. Volume 2: Surah All Imron, Surah An-Nisaa. Jakarta: Lentera Hati.

Restu, J. P. (1995). “Wanita pada Masa Tradisional Cina”. Dalam Pergulatan ’ Mencari Jati Din. jakarta: Interfidei bersama Matakin.

Riboet, D. (1998). Ideologi Gender dalam Perubahan Sosial. Makalah Simposium Internsional Ilmu-Ilmu Humaniora Di Yogyakarta.

Rita Serena, K. (2002). Kejahatan itu Bernama Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jurnal Perempuan, 26.

Roger, T. (1985). Understanding Social Science. Oxford: Basic Blackwell.

Sukmadjaja, A.-R. Y. (1984). Indeks Al Qur’an. jakarta: Balai Pustaka.

Sun Ai Lee, P. (1995). “ Konfusianisme dan Perempuan”. Dalam Pergualatan Mencari Jati Din. jakarta: Interfidei.

Surono. (1996). Pasangan Tokoh Pria dan Wanita dalam Novel Agung Sebelum Tahun 1950. In Dalam Lembaran Sastra. No. 20 (pp. 72–84).

Suyatno, K. (1998). Noa"Wanita dalam Kebudayan Priyayi: Kajian Sejarah Gender" Title.

Yulia Cleves, M. (1996). Gender dan Pembangunan. Yogyakarta: RifkaAnnisa Women’s Cricis Centre dengan Pustaka Pelajar.




DOI: https://doi.org/10.18860/ijazarabi.v2i2.6942

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Ahmad Nurcholis

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/